"Untuk pendekatan spesifik, lebih kepada persoalan kesehatan. Sementara pendekatan sensitif berkaitan dengan faktor pendukungnya. Seperti persoalan air bersih, infrastruktur dan jaminan kesehatan," katanya.
Pemda sendiri, lanjut Junaidi, sudah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) yang diketuai langsung oleh Wakil Bupati Sumbawa.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) tahun 2022, angka stunting di Kabupaten Sumbawa sebesar 8,11 persen. Jumlah ini sudah jauh dibawah target penurunan stunting nasional, yakni 14 persen.
"Namun, angka ini kembali diturunkan. Berdasarkan data EPPGBM, hingga Juli 2023, data stunting di Kabupaten Sumbawa berhasil diturunkan menjadi 7,34 persen," kata dia.
Menurut Junaidi, guna menyukseskan penurunan stunting, kolaborasi lintas sektoral diperkuat. Dalam hal ini, ada 13 OPD lingkup Pemkab Sumbawa yang turun tangan mengatasi persoalan stunting. Masing-masing OPD bergerak sesuai bidangnya.
Dicontohkan, Dinas Kesehatan bergerak pada bidang penguatan gizi masyarakat. Kemudian Dinas PUPR bergerak memperbaiki infrastruktur penunjang yang ada. Selain itu juga pihaknya bersama OPD terkait membentuk delapan langkah konvergensi.
Dijelaskan, untuk menuntaskan stunting, pihaknya melakukan penyelesaian persoalan mulai dari hulu. Salah satu caranya adalah meningkatkan kualitas gizi remaja putri. Dengan pemberian tablet penambah darah guna mencegah anemia.
Load more