"Dari jumlah tersebut, Kadin Jatim menyumbang sekitar Rp 17,948 miliar, dengan perincian CV Gista Jaya untuk penjualan komoditas beras sebesar Rp 2,851 miliar, CV Nusantara Jaya Food untuk penjualan snack popcorn sebesar Rp 7,497 miliar dan Trusti Aksesoris untuk penjualan mukenah dan bordir Rp 7,6 miliar," tambahnya.
Diar menambahkan, potensi perdagangan daging sapi dan unggas di Papua Barat Daya juga cukup bagus, hanya saja ada kebijakan dari Pemprov Papua Barat Daya yang membuat agak tersendat, yaitu adanya kuota penjualan yang ditentukan Pemprov PBD.
"Dari catatan kami, ternyata perdagangan antar provinsi di Papua Barat Daya ini ada pembatasan, khususnya komoditas karkas ayam. Birokrasi menjadi semakin panjang dan rumit karena ketika kami akan melakukan transaksi, maka harus mengurus izin keluar terlebih dahulu di Dinas Peternakan Jatim dan perizinan satu atap, setelah itu baru dikirim ke Pemprov PBD untuk mendapatkan kuota. Hampir menyamai perizinan ekspor," katanya.
Ia berharap, Pemprov Papua Barat Daya akan melakukan perbaikan, sehingga kinerja perdagangan menjadi semakin lancar.
"Kita ini kan ada dalam satu kesatuan negara Indonesia. Harusnya bisa lebih simpel dan mudah," pungkas Diar. (sha/gol)
Load more