Banyuwangi, Jawa Timur - Kasus keracunan 35 jurnalis di Banyuwangi, 12 Desember kemarin, mendapat perhatian khusus Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Lembaga ini akhirnya turun tangan menangani tragedi tersebut. Salah satunya, mengecek langsung sampel makanan yang diduga meracuni puluhan jurnalis tersebut.
Pengecekan sampel makanan ini untuk memastikan lebih detail penyebab keracunan massal ini. Pengecekan dilakukan di laboratorium Kemenkes lantaran lebih lengkap dan canggih.
“Kami sudah kirim sampel makanan yang memicu keracunan jurnalis ke Jakarta. Sejak awal, Kemenkes memberikan atensi khusus kejadian ini,” kata Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, Amir Hidayat, Rabu (14/12) siang.
Dari hasil lab, nantinya akan diketahui secara detail jumlah kuman yang ada di dalam makanan. Lalu, jenis bakterinya. Sehingga, lebih mudah mengetahui penyebab pasti keracunan tersebut. Selain makanan, sampel air juga dilakukan penelitian di lab. Sebab, tak menutup kemungkinan airnya juga terkontaminasi.
“Bisa juga dari kontaminan alatnya, bahkan dari kontaminan orang yang menyajikan, sehingga semua kita kirim ke Jakarta," ucapnya.
Hasil lab sampel ini baru bisa diketahui sekitar 5-6 hari. Harapannya, lab ini akan membuka tabir penyebab pasti keracunan 35 jurnalis saat kegiatan bersama Bank Indonesia (BI) Jatim di Banyuwangi.
"Nanti hasilnya akan diberikan kepada kita, selanjutkan kita berikan kepada pihak terkait. Kemungkinan minggu depan sudah selesai," tegasnya.
Sedikitnya 35 jurnalis dari berbagai kota di Jawa Timur mengalami keracunan ketika mengikuti literasi dari BI, Minggu (11/12) lalu. Mereka mengalami mual, muntah dan diare.
Para peserta sudah mengeluhkan gejala mual dan sakit perut usai pulang dari Taman Nasional Alas Purwo. Di lokasi ini, para peserta disuguhi hidangan seafood. Lalu, mereka mengikuti makan malam di sebuah hotel di Ketapang. Minggu malam hari hingga Senin pagi, para peserta mengalami keracunan massal. (hoa/gol)
Load more