Banyuwangi, Jawa Timur - Rencana pelebaran Stasiun Banyuwangi Kota dikeluhkan warga terdampak proyek ini, lantaran tidak adanya ganti rugi. Padahal, akibat pelebaran stasiun, sejumlah bangunan warga harus dibongkar.
Warga juga mengeluhkan batas waktu pembongkaran yang sangat singkat. Warga diberikan batas waktu hingga akhir Oktober untuk membongkar bangunan. Padahal, rata-rata bangunannya sudah permanen, berbahan beton.
"September lalu, ada rapat pengarahan soal rencana pelebaran. Akhirnya kami mulai membongkar bangunan. Kami berharap ada ganti rugi dari PT KAI," kata Abu Tolib (55), salah satu warga yang terkena proyek pelebaran stasiun, Selasa (25/10).
Pria yang juga Ketua RT ini menuturkan, ketika sosialisasi pelebaran stasiun, warga terdampak dijanjikan kompensasi stan jualan di lokasi bangunan stasiun yang baru. Namun, lagi-lagi tetap dibebani biaya sewa.
"Harapannya, pembongkaran ini ada ganti rugi. Biaya membangunnya lumayan mahal, saya rugi sekitar Rp150 juta. Katanya, hanya dibantu alat berat,” keluh pria yang sudah 30 tahun tinggal di samping stasiun yang dahulu bernama Karangasem ini.
Sedikitnya enam warga di dekat stasiun yang terkena dampak pelebaran. Ada lagi empat warga yang berada di jalur masuk stasiun. Akibat pelebaran ini, Abu Tolib terpaksa membongkar bangunan minimarket permanen miliknya. Dia memundurkan bangunan hingga enam meter.
“Saya sewa lahan 37 meter x 6 meter. Per tahun Rp5 juta. Rencananya, lahan ini akan dipakai jalan,” ujarnya.
Selain bangunan harus dirombak, usaha minimarket miliknya juga terancam sepi. Pasalnya, depan bangunannya akan dibangun tembok pembatas stasiun. Dia berharap, masih ada akses masuk pengunjung stasiun ke minimarket miliknya, sehingga usahanya masih bisa berlanjut. Pun ada solusi bagi warga lain yang terdampak.
Load more