Panjangnya waktu belajar di sekolah ditambah dengan pekerjaan rumah (PR) membuat siswa tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Alhasil siswa mengalami kesulitan ketika diajak berinteraksi sosial.
Kondisi tersebut diperparah dengan tingginya ketergantungan anak dengan gadget atau gawai di waktu senggangnya. Selain jadi kurang bergerak, anak juga semakin kesulitan untuk berinteraksi secara nyata di kehidupannya.
Menyadari fenomena itu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Dinas Pendidikan (Dispendik) untuk tidak lagi membebani siswa dengan PR dan memangkas jam belajar di sekolah.
“PR itu jangan membebani anak-anak, saya ubah PR itu untuk kegiatan pembentukan karakter. Saya harap meskipun ada PR tapi tidak terlalu berat dan terlalu banyak, yang penting adalah pertumbuhan karakter mereka,” ungkap Eri Cahyadi dalam keterangan persnya.
Kota Surabaya akan segera menerapkan 2 jam pelajaran untuk pendalaman karakter siswa. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk bersosialisasi.
Kebijakan tersebut akan dimulai pada 10 November 2022 mendatang, yakni bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Load more