Malang, Jawa Timur - Pemkot Malang kembali mengadakan operasi pasar dalam rangka pengendalian inflasi daerah. Kali ini diselenggarakan di Kecamatan Kedungkandang, tepatnya di GOR Ken Arok.
"Begitu BBM naik, maka seluruh komponennya itu naik. Maka hari ini, kita kerja sama dengan seluruh stakeholder, seperti Bulog, Perumda Tunas, RNI, dan BI. Ada subsidi dari BI, sehingga harga bisa tetap terjangkau, harapannya daya beli masyarakat tetap. Mudah-mudahan ini bisa membantu saudara kita yang kondisinya sedang kena dampak kenaikan BBM. Rencana kita laksanakan satu minggu dua kali, keliling ke lima kecamatan sampai Desember 2022," tutur Sutiaji.
Lebih lanjut, Sutiaji menyampaikan pendapatnya bahwa operasi pasar merupakan bentuk mitigasi dengan pendekatan konvensional yang sebetulnya sudah tidak begitu efektif. Pihaknya telah menyampaikan kepada pemerintah pusat untuk melakukan kontrol harga.
Dengan demikian diharapkan tidak ada pelaku usaha yang memainkan harga. Di samping itu, menurut pemikirannya, Bantuan Langsung Tunai (BLT) lebih baik digunakan untuk subsidi pasar.
"Bulog dalam hal ini dikuatkan, sembilan bahan pokok dikelola oleh Bulog semuanya. Jadi harga beras dikendalikan negara, harga ayam, telur, minyak dikendalikan oleh negara semua. Seperti minyak, harganya ditentukan, itu artinya pemerintah memang memberi subsidi pada perusahaan, sehingga dijual di pasar harganya tetap terjangkau. Tapi saat mengambil di petani, di produsen tetap harga normal. Sehingga kesejahteraan produsen, dalam hal ini adalah petani tetap tinggi," terangnya.
Dalam operasi pasar ini ada beberapa komoditi yang dijual dengan harga di bawah pasar. Untuk beras ada berbagai jenis, yakni beras medium seharga Rp43.000 per 5 kilogram, beras premium Rp53.500 per 5 kilogram dan Rp103.500 per 10 kilogram, beras premium Rania Rp17.500 per 1,5 kilogram dan Rp28.000 per 2,5 kilogram, serta beras Lahap Rp55.500 per 5 kilogram. Ada juga minyak goreng curah seharga Rp13.000 per liter dan minyak goreng kemasan Rp14.000 per liter.
Load more