Surabaya, Jawa Timur - Ribuan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Timur, Selasa (6/9) siang menggelar unjuk rasa, menolak kebijakan pemerintah yang telah menaikkan BBM. Kenaikan BBm dinilai sangat memberatkan buruh karena berdampak pada naiknya berbagai barang kebutuhan lainnya.
Aksi yang diawali dari titik kumpul di jalan frontage road, Jalan Ahmad Yani Surabaya, sempat membuat kemacetan panjang akses jalan dari Sidoarjo masuk ke Surabaya, pasalnya ribuan buruh melakukan blokade jalan.
“Aksi ini serentak diikuti oleh seluruh perwakilan buruh di Jawa Timur. Tak hanya dari Surabaya, ada juga yang datang dari Sidoarjo, Gresik, Pasuran, Mojokerto, serta beberapa daerah lain,” terang Nurudin Hidayat, wakil Sekretaris FSPMI Jawa Timur.
Pada aksi kali ini, massa juga membentangkan poster berisi penolakan harga BBM yang justru menyengsarakan rakyat, di tengah situasi sulit, saat ekonomi masyarakat baru bergerak pasca pandemi Covid-19.
“Tuntutan kami adalah menolak kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM pada Sabtu lalu. Kebijakan ini akan menggerus 50 persen daya beli masyarakat, pasalnya inflasi diperkirakan akan mencapai 6,5% hingga 8% yang mengakibatkan melonjaknya harga barang,” tambahnya.
Tak hanya menuntut penolakan atas kebijakan naiknya harga BBM, buruh juga mendesak Gubernur Jawa Timur untuk melakukan revisi UMK tahun 2022.
“Kami mendesak Gubernur Jawa Timur untuk melakukan revisi terhadap UMK tahun 2022, untuk menaikkan daya beli kaum buruh,” lanjutnya.
Massa buruh ini kemudian melakukan longmarch dari titik kumpul di jalan frontage road, Jalan Ahmad Yani Surabaya, menuju Gedung DPRD Jawa Timur, untuk menyampaikan aspirasi kepada para wakil rakyat, kemudian dilanjutkan ke Gedung Negara Grahadi Surabaya. (sha/hen)
Load more