Jember, Jawa Timur - Babak baru kasus pembakaran dan perusakan di desa Mulyorejo, Silo, Jember, Jawa Timur terus bergulir. Setelah menetapkan 9 tersangka pembakaran dan perusakan rumah dan kendaraan, polisi kini justru memburu para korban pembakaran dan perusakan.
"Mereka kabur ke luar Jawa," kata Anwari, warga Kalibaru, Banyuwangi.
Perburuan polisi pada para korban pembakaran dan perusakan ini berdasarkan laporan warga dan tersangka yang mengaku penyebab pembakaran dan perusakan justru perilaku para korban.
"Mereka mengaku sering dipalak atau diperas oleh para korban. Pemerasan itu sering kali terjadi. Ini yang membuat para tersangka pembakaran sakit hati dan balas dendam," terang AKBP Hery Purnomo, Kapolres Jember.
Menurut Hery, ada 7 korban pembakaran yang kini diburu tim Reskrim polres Jember.
"Mereka semua adalah yang rumahnya dibakar dan dirusak massa. Kecuali rumah Ustaz Khozin," kata Hery.
Warga mengaku sering kehilangan kopi dan pisang siap panen. Bahkan, para korban pembakaran itu sering semena-mena memintai sejumlah uang pada petani kopi. Jika tidak dituruti, mereka tega melukai.
Polres Jember saat ini mengirim sejumlah tim untuk memburu pelaku pemerasan yang juga menjadi korban pembakaran dan perusakan.
Sementara itu, Ustaz Khozin mengaku dirinya bukanlah salah satu yang menjadi buruan polisi. Meski dirinya adalah salah satu korban pembakaran.
"Justru yang membakar mobil dan motor saya adalah kelompok S, yang rumahnya dibakar massa," kata Ustaz Khozin.
Khozin mengaku sebelum kendaraannya dibakar, seseorang bernama Wahyudi, mendatangi rumahnya dan mengancam dirinya.
"Saya dikira lapor polisi atau Pak Camat. Padahal, polisi kemari untuk mendata dan bertanya tentang pembakaran beberapa hari sebelumnya. Jadi, kelompok S beranggapan kedatangan polisi ke rumah saya itu karena saya lapor polisi," kata Khozin.
Khozin pun berharap polisi segera menangkap orang-orang yang meresahkan di desanya.
"Saya takut dan tak ingin istri saya jadi janda. Tolong, tangkap mereka pak," kata Khozin. (sss/act)
Load more