Lumajang, Jawa Timur - Memasuki musim kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Jawa Timur, mengingatkan warga terutama para penambang pasir akan potensi ancaman bahaya sekunder atau bahaya tidak langsung dari Gunung Semeru. Ancaman itu berupa banjir lahar hujan atau endapan material sisa erupsi pada puncak dan lereng yang terbawa oleh hujan.
"Memang saat ini sudah masuk musim kemarau, namun bukan berarti ancaman banjir lahar dari Gunung Semeru sudah tidak ada, sebab hingga saat ini, cuaca di sekitar puncak dan Gunung Semeru sering tertutup mendung, yang artinya masih ada potensi terjadi hujan dan memicu terjadinya banjir lahar, " kata Patria Dwi Hastiadi, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang, Rabu (3/8/2022).
Dengan adanya potensi ancaman ini, Patria tetap menghimbau kepada masyarakat terutama mereka yang beraktifitas di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru, untuk tetap waspada dan hati-hati.
"Terutama bagi para penambang pasir, kita tidak henti-hentinya menghimbau agar berhati-hati, waspada dan saling tukar informasi terkait perubahan cuaca di sekitar Gunung Semeru, kita larang untuk tidak beraktifitas juga tidak mungkin, karena alasan perut," imbuhnya.
Lebih lanjut, Patria juga menghimbau kepada warga dan penambang pasir untuk lebih mengenali tanda-tanda alam, jika cuaca sudah mendung dan terjadi hujan, lebih baik segera menjauh dari aliran sungai.
"Saat ini, status Gunung Semeru masih siaga atau level tiga, aktifitasnya juga fluktuatif, untuk itu kita juga minta masyarakat dan penambang pasir tetap mematuhi himbauan PVMBG, BMKG dan BPBD, jangan sembrono dan kenali tanda-tanda alam, segera hentikan aktifitas pada saat terjadi hujan, agar tidak ada lagi korban kendaraan maupun orang yang terseret banjir lahar hujan Semeru lagi,"pungkasnya.
Sementara itu, dikutip dari laporan rutin Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Pos pantau Gunung Sawur Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Lumajang Jawa Timur, dalam periode pengamatan hari Rabu (1/8/2022/ mulai pukul 06:00-12:00 WIB, secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah tidak teramati. Teramati 9 kali letusan dengan ketinggian asap kurang lebih 400-700 meter berwarna putih kelabu condong ke arah barat daya dan utara.
Sedangkan untuk kegempaan terekam telah terjadi 17 kali letusan, dengan amplitudo 11-12 milimeter dan durasi 50 - 75 detik, serta terekam pula 1 tektonik jauh dengan amplitudo 16 milimeter dan durasi selama 60 detik. (wso/ito)
Load more