Sedangkan secara kegempaan, telah terjadi 23 kali letusan, dengan amplitudo : 10-23 mm dan durasi : 35-130 detik. Terekam pula 1 kali vulkanik dalam, dengan amplitudo 7 mm dan durasi selama 22 detik. Di samping itu, juga terekam 5 kali tektonik jauh dengan amplitudo 6 - 22 detik dan durasi 35 - 88 detik.
"Hingga saat ini, tingkat aktifitas Gunung Semeru masih pada status siaga atau level tiga, untuk itu warga dihimbau tetap mematuhi semua rekomendasi yang telah diberikan," pungkas Sofyan dalam laporan penutupnya.
Perlu diketahui, sejak ditetapkan status Gunung Semeru dari Waspada (level 2) menjadi Siaga (level 3) pada 16 Desember 2021 silam, Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), telah mengeluarkan rekomendasi diantaranya, warga dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Di samping itu, warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Warga juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (wso/hen)
Load more