Surabaya, Jawa Timur - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto mendukung pemerintah untuk terus menfasilitasi industri hasil tembakau, dengan melakukan pengujian sertifikasi mutu produk yang dihasilkan. Langkah ini diperlukan guna memperbesar pasar ekspor produk hasil tembakau Jatim.
"Sertifikasi mutu barang ini memang sangat penting agar produk hasil tembakau dari Jatim bisa diterima pasar luar negeri. Apalagi Jatim adalah salah satu provinsi penghasil tembakau terbesar di Indonesia," ujar Adik Dwi Putranto ketika ditemui di Kadin Jatim, Jumat (17/6).
Sertifikasi mutu barang ini menurut alumnus Universitas Brawijaya Malang ini, bisa disesuaikan dengan permintaan buyer dari luar negeri. Nantinya, produk yang dihasilkan tidak akan mengalami kesulitan dalam proses ekspor ke negara tujuan.
Untuk itu, Adik sangat mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi Jatim, dalam hal ini oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jatim, yang telah menggelar Gebyar Layanan Pengujian Sertifikasi Mutu Barang – Lembaga Tembakau Jember atau PSMB-LT Jember yang telah dilaksanakan pada hari Kamis (16/6).
"Kegiatan seperti ini sangat bagus dan kita berharap juga dilaksanakan di daerah penghasil tembakau yang lain seperti Probolinggo dan Pamekasan, agar petani paham langkah apa saja yang harus dilalui agar mutu produk mereka terjamin dan bisa diekspor ke berbagai negara. Karena sebenarnya kualitas produk tembakau di Jatim ini sangat bagus dan sudah ada beberapa yang telah masuk ke pasar ekspor," ungkapnya.
Kadin Jatim juga akan berupaya membantu industri untuk mencari pasar baru melalui Export Center Surabaya (ECS).
"Kita dorong mereka mencari pasar baru melalui ECS. Kami juga mengajak industri hasil tembakau mengikuti pameran pertanian INAGRO Expo 2022 yang akan kami gelar pada bulan Agustus 2022 mendatang," katanya.
Terkait potensi industri hasil tembakau di Jatim, Adik mengatakan sangat besar. Menurut catatan Dirjen Bea Cukai, pada tahun 2019 terdapat 425 perusahaan pengolahan tembakau yang mempekerjakan lebih dari 80 ribu tenaga kerja. Industri tersebut menghasilkan cukai sebesar Rp104,56 triliun atau setara 63,42 persen dari total penerimaan cukai hasil tembakau secara nasional yang mencapai Rp164,87 triliun.
Sementara data dari Disperindag Jatim menunjukkan bahwa industri pengolahan tembakau tersebut telah menyumbang devisa melalui net ekspor yang surplus di Jawa Timur selama tahun 2017 – 2019 kisaran nilai US$ 227,36 juta sampai US$ 243,89 juta.
Sedang dari sisi hulu, Jatim pada tahun 2019 menghasilkan 132.648 ton tembakau dan menempati urutan pertama penghasil tembakau nasional (disusul Jateng, NTB, dan Jabar). (sha/hen)
Load more