Gresik, Jawa Timur - Bencana banjir rob yang menerjang di berbagai wilayah di Kabupaten Gresik berdampak besar. Banjir mengakibatkan jebolnya ratusan hektar area tambak ikan siap panen, dan permukiman warga tergenang. Bahkan berdasarkan studi di tahun 2017, laju abrasi di Gresik terbilang ekstrem, yakni mencapai 5,15 km2 dalam 15 tahun terakhir, atau setara 0,34km2/tahun.
Menurut Farikhah, banjir rob (pasang air laut) sebetulnya merupakan peristiwa alam, yaitu naiknya muka air laut masuk ke daratan yang diakibatkan gaya pasang surut air laut.
"Beberapa pekan lalu terjadi rob dengan kekuatan hebat, sehingga menyapu wilayah di sepanjang garis pantai utara, seperti di Tuban, Ujungpangkah hingga Pulau Mengare,” kata Farikhah, Kamis (16/6).
Ketua Program Studi Budidaya Perikanan Universitas Muhammadiyah Gresik itu menambahkan, rob yang sekarang tampak lebih hebat dan merusak. Hal ini lantaran kurang adanya tanaman penahan banjir rob sehingga terjadi abrasi.
“Beberapa titik yang saya lihat karena kurangnya tanaman penahan seperti mangrove,” jelasnya.
Di Gresik, kata Farikhah, abrasi selalu beriringan dengan akresi atau penambahan garis pantai akibat sedimentasi atau oleh orang daerah sini disebut sebagai tanah oloran.
Load more