“Mobil tidak diizinkan melewati batas kecepatan yang sudah ditentukan dan tidak boleh melanggar rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, mobil simulasi harus dapat menghindari kecelakaan atau tabrakan dengan mobil lain yang dimunculkan secara acak,” papar Mikael.
Setelah berhasil meraih posisi pertama kali ini, tim Antasena berharap untuk dapat melakukan peningkatan dari evaluasi yang ada, agar dapat mempertahankan gelar juara di tahun depan.
“Semoga untuk penerus di tim Antasena ITS bisa mempertahankan hasil yang saat ini sudah diraih agar dapat terus membanggakan nama ITS dan Indonesia,” tutur Mikael penuh harap.
Tim lain yang tak kalah membanggakan, Tim Sapuangin ITS yang juga turut berkompetisi berhasil meraih posisi ketiga. Menurut Kepala Divisi Electrical Tim Sapuangin, Bima Dardaa Al Fathrah, timnya telah melakukan peningkatan dalam skill pemrograman kepada para anggota Sapuangin. Tidak hanya itu, pendalaman algoritma yang digunakan telah disesuaikan dan dioptimasi untuk mencapai hasil terbaik.
Bima menambahkan, dalam kompetisi kali ini tim Sapuangin ITS juga memberi inovasi dengan memperhatikan faktor lain, seperti konsumsi energi dan strategi bermain, juga dikembangkan melalui analisa dan perhitungan yang cukup kompleks.
“Sayangnya, kami menghadapi kendala karena hasil simulasi pada server kompetisi dirasa kurang konsisten dalam memberi keluaran, dimana terdapat perbedaan ketika dijalankan secara lokal,” ungkap Bima.
Meskipun demikian, tim Sapuangin tetap berharap agar tradisi juara ini dapat diteruskan dari tahun ke tahun dan terus berkembang menuju era digital yang lebih modern.
Load more