Didukung Tokoh Masyarakat, Belasan Alat Berat Dikerahkan, lakukan Normalisasi Aliran Lahar Semeru
- tim tvone - wawan sugiarto
Lumajang, tvOnenews.com - Upaya percepatan penanganan bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang, terus dilakukan. Selain melibatkan peran pemerintah, TNI/Polri, peran tokoh masyarakat juga cukup penting dalam upaya percepatan ini. Belasan alat berat dikerahkan untuk melakukan normalisasi aliran dan membuat tanggul darurat, agar bencana susulan tidak menerjang pemukiman penduduk//
Sebanyak 14 alat berat berupa ekskavator, loader hingga buldoser, kembali diterjunkan untuk melanjutkan proses normalisasi aliran sungai dan tanggul, di ujung Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
Belasan alat berat ini akan melakukan penutupan tanggul dan aliran sungai yang mengarah ke pemukiman penduduk, juga melakukan normalisasi aliran ke jalur semula.
Upaya percepatan ini sengaja dilakukan meski kondisi endapan material masih cukup panas, guna mengantisipasi bencana susulan menerjang pemukiman penduduk.
"Yang kita lakukan hari ini dan kemarin adalah menutup tiga aliran. Aliran yang mengarah ke pemukiman masyarakat ini kita tutup, dari arah Tretes juga kita putus, serta aliran dari arah Sumbersari, sepanjang 75 meter," jelas Nur Afandi, Koordinator Tanggap Bencana BBWS Brantas.
Dukungan tokoh masyarakat dengan memberikan bantuan alat berat, juga memiliki peran vital dalam upaya percepatan penanganan sejak awal bencana ini terjadi.
"Punya saya pribadi ada 7 alat berat. 5 eksa, 2 loader. Jadi saya merasa berterimakasih kepada semua instansi khususnya TNI yang sangat semangat kerja," ujar Asmad, tokoh masyarakat.
Untuk memastikan proses normalisasi aliran sungai ini berjalan aman dan lancar, sejumlah personel TNI juga dikerahkan guna memantau perkembangan aktivitas dan cuaca di sekitar lokasi
"Ini adalah bukti dari sinergitas antara TNI, masyarakat dan pemerintah daerah yang intinya kita bekerja untuk masyarakat, dengan harapan agar kedepan kejadian kemarin tidak terjadi lagi. Jadi disini adalah titik paling bahaya yang harus kita kerjakan, walaupun dari perkiraan cuaca belum pulih, tetapi tetap kita paksakan kita kerjakan dengan harapan tidak ada lagi korban," jelas Letkol Inf. Rizky Aditya Wa Aster Divif 2 Kostrad.
Untuk diketahui, titik lokasi yang dilakukan kegiatan normalisasi ini/ berjarak kurang lebih 8,5 km dari puncak gunung.
Load more