Jenazah Pasien di Pasuruan Ditandu karena Kecewa, Viral di Medsos
- tim tvone - ary suprayogi
Pasuruan, tvOnenews.com - Sebuah video yang memperlihatkan warga menandu jenazah dari lantai dua menuju ambulans di RSUD Grati, Kabupaten Pasuruan, viral di media sosial, dan menuai beragam reaksi publik. Peristiwa yang terjadi pada Rabu (12/11) itu ternyata melibatkan Kepala Desa Balunganyar, Kecamatan Lekok, Sholeh.
Dalam video berdurasi lebih dari satu menit tersebut, tampak sejumlah warga menandu jenazah menggunakan tandu seadanya, tanpa terlihat adanya bantuan petugas maupun fasilitas resmi rumah sakit seperti gledekan (kereta dorong jenazah).
Diketahui, jenazah yang dibawa adalah Apriliani Wenny (26), warga Desa Balunganyar, yang meninggal dunia setelah dua hari menjalani perawatan akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di RSUD Grati.
“Itu juga saudara saya. Sudah dua hari dirawat di RSUD Grati karena demam berdarah,” ungkap Sholeh, Kamis (13/11).
Sholeh menuturkan, ia datang ke rumah sakit dengan membawa ambulans desa untuk menjemput jenazah. Namun, setibanya di lokasi, ia mengaku panik dan kecewa karena merasa tidak segera mendapat bantuan dari petugas rumah sakit.
“Saya sempat meminta izin meminjam kereta dorong pasien, tapi rupanya ada miskomunikasi. Pihak rumah sakit mengira saya mau membawa kereta itu pulang, padahal cuma ingin dipakai sebentar untuk mengantar jenazah ke ambulans,” jelasnya.
Kepanikan itu membuat Sholeh merekam momen tersebut menggunakan ponselnya. Video itu kemudian tersebar luas di media sosial hingga menjadi viral.
Namun, Sholeh menegaskan bahwa tindakannya bukan bermaksud mempermalukan pihak rumah sakit. Ia menyesal dan mengakui peristiwa itu terjadi karena miskomunikasi antara dirinya dan petugas RSUD Grati.
“Jujur, saya panik karena yang meninggal ini keluarga saya sendiri. Tapi saya sadar, tindakan saya kemarin kurang tepat. Saya sudah minta maaf kepada pihak rumah sakit, dan mereka juga menerima dengan baik. Ini jadi pelajaran agar komunikasi bisa lebih baik ke depannya,” ujarnya.
Sementara itu, pihak RSUD Grati memberikan klarifikasi terkait insiden tersebut. Mereka menegaskan bahwa kejadian itu murni akibat miskomunikasi antara petugas jaga dan keluarga pasien.
Deby Kardhian, Humas RSUD Grati, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan keluarga pasien. Ia mengatakan, pihak rumah sakit telah bertemu langsung dengan keluarga untuk meluruskan kejadian viral tersebut.
“Kami dapat laporan dari petugas jaga. Alhamdulillah tadi pagi kami sudah ke keluarga. Kami mohon maaf jika ada ketidaknyamanan selama dirawat di sini,” kata Deby.
Menurut Deby, keluarga sebenarnya bermaksud baik dengan membawa jenazah menggunakan ambulans desa. Namun, RSUD Grati sejatinya telah memiliki layanan ambulans gratis dari program pemerintah daerah untuk masyarakat.
“Yang sebenarnya, keluarga ingin membawa jenazah memakai ambulans desa. Padahal kami punya ambulans gratis dari program pemerintah daerah. Karena situasi panik, terjadilah miskomunikasi,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, kesalahpahaman muncul ketika keluarga hendak meminjam drakbar (kereta dorong jenazah). Sebagian petugas mengira alat itu akan dibawa pulang, sehingga muncul salah paham di lapangan.
“Seharusnya keluarga mau pinjam drakbar untuk memindahkan jenazah, tapi teman-teman di lapangan mengira alat itu mau dibawa pulang. Dari situlah terjadi kepanikan,” tambahnya.
Pihak rumah sakit menyatakan, setelah dilakukan klarifikasi, kedua belah pihak sudah saling memahami dan memaafkan.
“Alhamdulillah keluarga sudah bercerita dan saya juga sudah menerima. Mereka meminta maaf, kami juga meminta maaf. Kedepan tentu kami akan evaluasi pelayanan kami agar lebih baik lagi,” pungkas Deby. (asg/hen)
Load more