2.000 Santri di Bangkalan Doakan Korban Tragedi Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
- tvOne - Abdul Rohim
Bangkalan, tvOnenews.com – Ribuan santri Pondok Pesantren Syaichona Mohammad Kholil, Bangkalan, Jawa Timur, menggelar salat gaib dan tahlil bersama untuk para korban tragedi ambruknya musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Peristiwa itu menyebabkan tiga orang santri meninggal dunia serta 97 santri lainnya mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit.
Ribuan santri tersebut melaksanakan salat gaib dan doa bersama di Masjid Pondok Pesantren Syaichona Kholil, Demangan Barat, Kabupaten Bangkalan, pada Selasa sore (30/9), usai berjemaah salat Asar.
Setelah menggelar salat gaib, para santri kemudian melanjutkan doa bersama yang secara khusus ditujukan kepada para korban, baik yang meninggal dunia, luka-luka, maupun yang masih dalam proses evakuasi dari balik reruntuhan oleh petugas.
Pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Kholil Bangkalan, KH Mohammad Nasih Aschal, mengajak semua kalangan agar turut mendoakan keselamatan para korban.
“Ada sekitar 2.000 santri yang melaksanakan salat gaib untuk almarhum dan mendoakan semua korban dari peristiwa runtuhnya bangunan Pesantren Al-Khoziny,” ujar KH Mohammad Nasih Aschal, Selasa (30/9).
Menurutnya, salat gaib dan doa bersama tersebut merupakan bentuk empati kepada seluruh korban, keluarga, serta Pondok Pesantren Al-Khoziny. “Kami mendoakan semoga musibah ini segera berlalu,” harapnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk berempati serta bersama-sama mendoakan para korban. Diharapkan, insiden tersebut tidak menimbulkan opini negatif di masyarakat.
KH Nasih Aschal menegaskan bahwa insiden ini murni musibah di luar kehendak manusia. Karena itu, semua pihak perlu saling mendoakan dan memberikan dukungan moral, baik kepada para santri, wali santri, maupun keluarga besar Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
“Yang pasti peristiwa tersebut di luar kendali manusia. Kita hanya bisa mendoakan dan memberikan dukungan, semoga persoalan ini cepat selesai,” ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, banyak anak muda Madura, khususnya dari Bangkalan, yang juga menimba ilmu di pondok pesantren tersebut. Bahkan, sebagian di antaranya menjadi korban dalam musibah ini.
Berdasarkan data dari BPBD Sidoarjo, tiga korban meninggal dunia adalah Maulana Alfan Ibrahimavic, warga Manyar Kulon, Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya; Mochammad Mashudulhaq, warga Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis, Kota Surabaya; serta Muhammad Soleh, warga Jalan Madura, Tanjung Pandan, Bangka Belitung.
Load more