Penganut Penghayat Kepercayaan Bantah Termasuk Kelompok Kejawen
- Umar sanusi
Jombang, tvOnenews.com - Tokoh Penghayat Kepercayaan Kapribaden membantah para penganut kepercayaan masuk golongan Kejawen seperti pandangan orang kebanyakan. Penganut Kapribaden menyembah Gusti Ingkang Moho Suci dan punya kitab yang disebut Kitab Suci Adam Makno Wastanipun. Kapribaden merupakan salah satu dari sejumlah kelompok penganut kepercayaan yang ada. Selain Kapribaden ada Persada, Perjalanan, Patrem, Sangkan Paraning Gesang, Sedulur Sejati serta Dharma Bhakti.
Ungkapan tersebut disampaikan Herman Useno, Ketua Kapribaden Jombang saat ditemui di rumahnya, Komplek Perumahan Jombang Permai, Kelurahan Kepanjen, Jombang.
"Penganut kepercayaan bukan Kejawen, saya tidak tahu Kejawen. Kelompok penganut kepercayaan itu jumlahnya banyak," katanya, Jumat (1/8/2025).
Untuk penganut kepercayaan Kapribaden disebutkan pensiunan PNS Dinas Peternakan Jombang ini, memiliki simbol wayang namun berbeda dengan wayang kulit pada umumnya. Sebab badan wayang mirip dengan tokoh punakawan Semar atau Ismoyo namun wajahnya berupa kesatria. Yang diartikan perpaduan antara sifat ngemong dan pemimpin.
"Wayang ini namanya Kontorupo di Kapribaden merupakan lambangnya Putro Romo. Jadi Penghayat Kapribaden itu ada sesepuh. Sesepuhnya itu Romo Heru Cokro yang menciptakan Putro Sabdo. Banyak putro sabdonya terus digambarkan dengan wayang ini," jelas Herman sambil membawa wayang Kontorupo.
Setelah Disdukcapil Jombang mencatat terdapat 19 warga Jombang yang telah merubah status agama pada KK dan KTP menjadi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menurut Herman jumlahnya jauh lebih banyak. Namun tidak seluruhnya berani merubah status agama tersebut.
Sedangkan Herman merupakan orang yang berani merubah status pada KK dan KTP dari agama menjadi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Perubahan tersebut sejak tahun 2018 atau setahun setelah putusan Mahkamah Konstitusi yang mengesahkan penghayat kepercayaan terhadap tuhan yang maha esa masuk dalam kolom KK dan KTP.
Menurut Herman, jumlah penganut kepercayaan di Jombang cukup banyak, tetapi masih takut. Karena ada yang menakut-nakuti kalau nikah bagaimana, kalau mati bagaimana, padahal semua sudah ada tata canya.
"Yang belum berubah ya tetap mencantumkan nama agama di KTPnya, seperti agama Islam, agama apa terserah," sambungnya.
Load more