Takdir, Perjuangan, dan Sains Hormonal: Kajian Islam Modern di Surabaya
- tvOne - sandi irwanto
Surabaya, tvOnenews.com – Mengkaji persoalan takdir memang cukup menarik perhatian manusia modern yang hidup di era digital seperti saat ini. Takdir sesungguhnya adalah konsep produktif yang memberikan motivasi kepada umat Islam supaya melakukan perjuangan untuk menjadi lebih baik.
Ustadz H. Agus Mustofa, sarjana Teknik Nuklir, mengupas perihal takdir ini dalam kajian Ahad yang mampu menarik perhatian jemaah di Masjid Al-Haq, Rungkut Mapan Barat, Surabaya.
Ustadz H. Agus Mustofa menyebutkan, takdir sering kali dipahami secara salah kaprah dan kerap dijadikan alasan oleh seseorang bahwa “takdirnya memang begini”, lalu tidak melakukan sesuatu untuk mencapai takdir terbaik. Maka dari itu, pemahaman ini perlu diklarifikasi dan dijelaskan melalui sumber-sumber serta dalil-dalil ayat Al-Qur’an, termasuk logika di baliknya.
Agus Mustofa menjelaskan bahwa takdir, menurut Al-Qur’an, termasuk dalam hukum iman yang perlu dipahami, dipelajari, dan diamalkan dengan benar.
“Takdir itu sesungguhnya adalah konsep yang produktif yang memberikan motivasi kepada umat Islam supaya kita melakukan perjuangan,” ujar ustadz yang menulis buku-buku Islam best seller Serial Diskusi Tasawuf Modern ini.
Agus Mustofa mengutip ayat Al-Qur’an, bahwa Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
“Itu artinya, ada perjuangan yang harus dilakukan. Setiap diri bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Di ayat yang lain lagi, Al-Qur’an mendorong kita untuk melakukan perjuangan demi mencapai takdir terbaik,” papar penulis buku Ternyata Akhirat Tidak Kekal ini.
Memang, Agus menambahkan, ada hal-hal yang sudah ditetapkan oleh Allah, seperti lahir sebagai laki-laki, lahir di Indonesia, dan sebagainya. Jagat raya pun sudah ditetapkan desainnya, itulah yang disebut khodok, atau takdir awal.
“Tapi qodhar ini harus di-khodoqi. Istilahnya, ada ketetapan Allah yang bernama khodok, di mana kita diperintahkan untuk mengubah takdir kita hari ini,” tutur ustadz berlatar belakang sarjana Teknik Nuklir ini.
Agus mencontohkan, hari ini kita sakit lalu berjuang menjadi sehat. Kita kurang sejahtera, maka kita upayakan menjadi lebih sejahtera. Hari ini kita kurang pengetahuan, maka kita berusaha untuk menjadi lebih berpengetahuan, lebih pintar, dan seterusnya.
“Jadi, takdir adalah kombinasi dari qodhar (ketetapan awal) ditambah khodok (perjuangan), dan hasil akhirnya akan ditetapkan oleh Allah. Manusia berusaha, Allah yang menentukan hasilnya,” ucap penulis buku Energi Dzikir Alam Bawah Sadar ini.
Sementara itu, Ustadz Agus Mustofa juga menjelaskan bahwa silaturahmi dan sedekah bisa memperpanjang umur.
“Nabi mengajarkan bahwa orang yang bersilaturahmi dan memiliki suasana kejiwaan yang sama dengan bersedekah, karena menolong orang lain akan membuat suasana batin menjadi lebih rileks, lebih tenang, nyaman, damai, dan tenteram,” jelasnya.
Agus melanjutkan, hal itu akan berpengaruh pada sistem hormon kita. Orang yang suka marah dan membenci dilarang karena hormon yang dihasilkan akan merusak tubuhnya sendiri. Bisa berdampak pada jantung, ginjal, dan berbagai organ lainnya akibat sikap hati yang buruk.
“Jadi, sedekah dan silaturahmi bisa memperpanjang umur karena menyehatkan kita secara hormonal. Itu yang saya kira menjadi korelasi yang bisa dijelaskan secara ilmiah,” pungkas penulis Beragama dengan Akal Sehat ini. (msi/gol)
Load more