Buntut KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam, 15 Kapal LCT Dihentikan Berlayar di Selat Bali
- tvOne - happy oktavia
Banyuwangi, tvOnenews.com - Kementerian Perhubungan Direkotorat Jenderal Perhubungan Laut Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan kel III Tanjung Wangi menunda operasional dan keberangkatan 15 kapal jenis Landing Craft Tank (LCT).
Keputusan ini dilampirkan dalam surat resmi yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Tanjung Wangi, Purgana, pada tanggal 14 Juli 2025, perihal Penundaan Keberangkatan Kapal. Dasar pemberlakuan tersebut guna menjamin adanya keselamatan dan keamanan pelayaran di lintas Pelabuhan Penyeberangan Ketapang - Gilimanuk.
“Hasil pemeriksaan tim pejabat pemeriksa keselamatan kapal direktorat Jenderal Perhubungan Laut merekomendasikan 15 kapal yang saat ini beroperasi di Pelabuhan penyeberangan Ketapang - Gilimanuk untuk ditunda keberangkatannya sampai dengan dilakukan perbaikan serta memenuhi seluruh rekomendasi tersebut dan selanjutkan akan dilakukan pemeriksaan ulang sampai seluruh temuan dapat dipenuhi dan kapal dalam kendisi laik layar,” tulis Purgana dalam surat resmi.
Rekomendasi dikeluarkan setelah adanya pemeriksaan Rampcheck oleh pejabat pemeriksa keselamatan kapal Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada hari kamis (10/7) sampai Jumat (11/7). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai imbas dari kecelakaan laut yang terjadi pada KMP Tunu Pratama Jaya.
Ternyata KMP Tunu Pratama Jaya merupakan kapal tenis LCT. Sesuai dengan aturan yang berlaku, kapal LCT tidak diperbolehkan untuk mengangkut penumpang sehingga KMP Tunu Pratama Jaya merubah kapalnya menjadi KMP.
Sementara itu, Dadang salah satu operator kapal di Dermaga LCM Ketapang, mengaku dirugikan dengan kebijakan yang mendadak tersebut. Kapal yang ia operasikan sudah berhenti sejak Selasa (15/7) pukul 22.00 WIB.
“Dari malam saya tidak bisa beroperasi dan terpaksa parkir. Tapi kasihan ini sopir-sopir tidak bisa menyebrang,” kata Dadang.
Menurut Dadang, sejak Selasa (15/7) pukul 23.30 WIB, puluhan sopir truk yang tidak bisa melanjutkan perjalanan, demo menuntut dioperasikannya sebagian kapal LCT.
“Sudah dari selasa malam sopir-sopir itu protes, kasihan mereka sampai demo karena memang dirugikan kalau mereka tidak jalan,” pungkas Dadang.
Sejumlah pemilik kapal dan para sopir truk logistik mengaku tidak menolak kebijakan yang diberlakukan otoritas demi keamanan dan keselamatan. Namun seharusnya ada sosialisasi terlebih dahulu dan tidak mendadak. (hoa/gol)
Load more