Probolinggo, Jawa Timur – Sudah sepekan semenjak kelangkan BBM jenis solar ini sangat berdampak pada mata pencaharian para nelayan di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Para nelayan yang biasanya bisa mendapatkan solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN), kini harus mencari keluar area Pelabuhan. Meskipun sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan. Namun, mereka terpaksa melakukannya karena stok persediaan solar di SPBN kosong, Selasa (5/4/2022)
“Teman-teman saya ada yang sebagian menaruh jeriken di area SPBN untuk mengantre dan sebagian lagi ada yang mencari di SPBU terdekat, memang sebenarnya hal seperti itu tidak diperbolehkan, ya mau bagaimana lagi,” tandasnya.
Para nelayan sangat khawatir, jika nanti harga solar juga ikut naik harganya karena memang sudah hampir satu minggu ini kosong.
Hal serupa juga diucapkan oleh Andre yang juga kesehariannya sebagai nelayan. Dirinya memilih untuk mencari pasokan solar di SPBU terdekat yang masih memiliki stok solar.
“Bagaimana lagi Mas, daripada saya tidak melaut ya bisa-bisa keluarga saya tidak makan, kan memang dengan mencari ikan ini menjadi sumber mata pencaharian saya,” terangnya.
Meskipun para nelayan yang mencari pasokan solar di SPBU itu juga belum tentu mendapatkan jatah solar, karena persediaan di SPBU juga kosong, oleh sebab itu para nelayan ini berharap agar kelangkaan BBM ini dapat segera teratasi.
Saat ini selain kelangkaan solar, BBM lain juga turut langka. Bahkan untuk BBM jenis Pertamax juga mengalami kenaikan harga, dari harga semula yang hanya Rp 9.000 per liternya kini menjadi Rp 12.500 per tanggal 1 April kemarin.
Pengelola SPBN Pelabuhan Tanjung Tembaga Ahmad Mustofa menjelaskan bahwa memang sudah enam hari kemarin pasokan solarnya kosong.
“Padahal biasanya seminggu bisa dua kali pengiriman, entah kenapa sekarang masih belum ada pengiriman,” terangnya.
Menurut Mustofa, untuk harga dari solar bersubsidi saat ini masih seharga Rp 5.150 per liternya. Sebanyak 30 nelayan membeli solar di SPBN Pelabuhan Tanjung Tembaga, mereka adalah nelayan yang sudah mengantongi surat rekomendasi dari dinas perikanan setempat.(Syahwan/act)
Load more