Gresik, Jawa Timur- Impian dan cita-cita mulia seorang penyandang disabilitas di Kabupaten Gresik, yakni Muhammad Amatullah, dalam meraih gelar sarjana kini tercapai. Mahasiswa yang biasa melukis dengan hanya mengandalkan kedua jari kakinya itu berhasil menyelesaikan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).
Dalam kesehariannya, pemuda yang akrab disapa Aam tersebut beraktivitas dengan dibantu kursi roda. Meski tak memiliki kedua tangan, dia tetap bersemangat melanjutkan pendidikan tinggi hingga lulus sarjana.
Seharusnya dia mengikuti wisuda bersama 682 orang lainnya. Namun, karena dalam kondisi sakit, dia tak bisa mengikuti wisuda. Bahkan, semalam dia masih mengikuti gladi bersih, Kamis (24/3/2022).
"Terimakasih tak terhingga kepada dosen dan civitas akademik yang telah mendukung hingga sampai saat ini bisa lulus dari kampus ini," katanya
Selama menjadi mahasiswa program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Aam, panggilan akrabnya begitu bersemangat dan tekun.Meski harus beraktivitas menggunakan kursi roda, dia mampu menyelesaikan tugas akademik hingga lulus dengan indeks prestasi komulatif mencapai 3,71.
Aam menambahkan, selama berkuliah dia merasa diperhatikan dan didukung untuk bisa maju. Apalagi, ketika mengerejakan skripsi maupun penugasan lapangan.
"Saya lulus di UMG sangat senang, bapak ibu dosen mendukung selama kuliah. Semoga kampus ini terus jaya dan terbaik," harap mahasiswa angkatan 2016 ini.
Pria yang mempunyai hobi melukis ini pun mengaku mendapat banyak pengalaman saat mengenyam studi di UMG. Bahkan dapat mengembangkan minat dan bakatnya sebagai pelukis.
Dia pun mengucapkan terima kasih kepada civitas kampus serta para donatur yang telah memberikan beasiswa.
"Terimakasih bapak ibu donatur orang yang baik memberikan baik beasiswa selama kuliah," terang Aam.
Sementara itu, Rektor UMG, Dr Eko Budi Leksono menyatakan, kampus yang ia pimpin terbuka bagi seluruh mahasiswa, termasuk penyandang disabilitas.
Dalam proses pembelajaran, Eko menyatakan tidak ada bedanya. Intinya, UMG merupakan kampus yang ramah terhadap disabilitas.
"Kampus kami terbuka untuk semua. Salah satunya yang seharusnya di wisuda kali ini, Mas Aam, yang bersangkutan sempat ikut gladi bersih. Sebenarnya saya hatap hadir, dia jago melukis," tambahnya.
Eko mengungkapkan, wisuda kali ini merupakan dilakukan secara tatap muka setelah 2 tahun diselenggarakan secara online karena pandemi Covid-19.
"Saya berharap para wisudawan ini bisa bermanfaat dan bisa memgembangkan ilmunya di masyarakat, termasuk Aam, mahasiswa penyandang disabilitas," ucap Rektor UMG. (M. Habib/rey)
Load more