Siswa SMP di Surabaya Tewas Tersengat Listrik di Rooftop Sekolah saat Kerjakan Tugas
- Tim tvone - zainal ashari
Surabaya, tvOnenews.com - Tragedi terjadi di SMP Katolik Angelus Custos Surabaya saat seorang siswa kelas IX berinisial SSH (15) tewas tersengat listrik di rooftop sekolah, Jumat (28/3).
Korban bersama teman-temannya sedang mengerjakan tugas kelompok ujian praktik Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) sebelum insiden maut itu terjadi.
Kronologi Kejadian
Ayah korban, Tanu Hariadi menjelaskan bahwa SSH berangkat ke sekolah saat hari libur untuk menyelesaikan tugas kelompok bersama teman-temannya. Namun, saat tiba di sekolah, tangga menuju kelas terkunci, dan lapangan digunakan oleh siswa SMA Katolik Frateran untuk kerja kelompok.
Karena keterbatasan tempat, korban dan teman-temannya akhirnya memutuskan untuk menggunakan rooftop lantai IV SMA Katolik Frateran sebagai lokasi kerja kelompok.
Saat berada di rooftop, SSH diduga hendak meletakkan ponselnya untuk merekam kegiatan kelompok. Namun, tanpa sengaja, ia menginjak kabel AC yang terkelupas, sehingga tersengat listrik.
"Teman-temannya bersaksi putra saya sempat berteriak 'aku kesetrum', lalu mematung selama sekitar 40 detik sebelum akhirnya terjatuh dan kepalanya terbentur pagar," ujar Tanu Hariadi, Kamis (8/5).
Melihat kejadian itu, teman-temannya segera membawa SSH ke RS Adi Husada Undaan Wetan Surabaya. Namun, nyawanya tidak tertolong dan korban dinyatakan meninggal dunia pada pukul 12.35 WIB.
Saat memandikan jenazah anaknya, Tanu melihat adanya luka di kaki, bercak merah di punggung, serta bintik-bintik merah di lengan yang diduga akibat sengatan listrik.
Keluarga Korban Kecewa atas Sikap Sekolah
Pihak keluarga korban sempat mendatangi sekolah untuk meminta klarifikasi kronologi kejadian, namun tidak mendapat tanggapan.
"Hanya sebatas mendapat cerita tentang kehidupan SSH sehari-hari di sekolah. Padahal peristiwa itu terjadi di sekolah. Kalau memang ada empati, datang ke rumah dan jelaskan, maka kami sebagai orang tua tentu akan merasa dihargai," ujar Tanu.
Menurutnya, awalnya SSH dan teman-temannya ingin mengerjakan tugas kelompok di rumah salah satu temannya, tetapi atas saran orang tua dan guru, mereka diarahkan untuk mengerjakan tugas di sekolah karena dijanjikan akan disediakan tempat. Namun, saat tiba di sekolah, kelas terkunci, sehingga mereka memutuskan untuk bekerja di rooftop lantai empat.
Load more