Gresik, Jawa Timur- Pasca pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah, harga minyak goreng kemasan semakin naik. Kenaikan Harga yang mencekik masyarakat berpenghasilan rendah itu, membuat pedagang makanan di Kabupaten Gresik kalang kabut. Terutama para pedagang kecil makanan keliling. Kini tidak ada pilihan lain bagi pedangang, selain menaikkan harga jual.
Seperti halnya nasib yang dialami Rusdi (54). Pedagang makanan Pempek keliling itu tidak bisa berbuat banyak. Dia tetap berjualan untuk bertahan hidup dengan terpaksa menaikkan harga pempek dagangannya. Rusdi yang setiap hari keliling mendorong gerobak Pempeknya di kawasan Kebomas, Kabupaten Gresik tersebut hanya bisa pasrah, meski terkena dampak dari kebijakan pemerintah.
Menurutnya, sebelum dicabutnya HET, harga minyak goreng kemasan Rp 14 ribu per liter di pasaran susah dicari. Sekarang malah naik lagi hingga harganya ada yang mencapai diatas Rp 23 ribu perliter. Pria yang sudah berjualan selama enam bulan itu terpaksa mensiasatinya dengan beralih minyak goreng. Biasanya menggunakan minyak goreng kemasan, kini beralih ke migor curah.
“Terpaksa saya naikkan, dari Rp 2 ribu menjadi Rp.2.500 satu pem-pek ini,” kata dia sambil melayani pembeli.
Hal yang sama juga dialami Isman (56) pedagang makanan lalapan. Jika regulasi HET dicabut, harga minyak goreng akan semakin melambung harganya. Bahkan bisa di atas Rp 25 ribu per liternya. Hal ini tentu memberatkan para pedagang makanan.
“Mau bagaimana lagi,” kata dia pasrah.
Seperti dikabarkan, harga minyak goreng kemasan yang tidak lagi Rp 14 ribu tentu membuat masyarakat kaget. Di Kabupaten Gresik harga minyak goreng kemasan 2 liter dijual seharga Rp 40 ribu hingga Rp 46 ribu. Sedangkan minyak goreng 1 liter dijual Rp 20 ribu hingga Rp 24 ribu perliter.
Load more