Lumajang, tvOnenews.com - Banjir lahar hujan Semeru yang terjadi selama 2 hari menyebabkan akses jalur penghubung antar dusun rusak pada Kamis pagi (10/4). Aliran banjir yang cukup deras membuat aktivitas sekolah anak-anak di wilayah setempat terhambat.
Warga Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, harus berjuang keras agar anak-anak mereka tetap bisa bersekolah. Akibat adanya banjir lahar, orang tua di desa setempat harus menggendong anak-anak mereka menyeberangi aliran lahar di sungai Regoyo sepanjang 200 meter.
Hal ini lantaran jembatan limpas yang membentang di aliran sungai tertimbun material dari banjir lahar berupa bebatuan vulkanik. Kondisi ini memaksa warga untuk menghadapi medan terjal dan aliran air lahar dengan penuh kewaspadaan.
Sementara itu, anak-anak siswa sekolah dasar ini juga harus menenteng sepatu agar pakaian seragam yang mereka kenakan tidak basah maupun kotor terkena aliran banjir.
Reni Sintia, salah seorang siswa sekolah dasar setempat mengaku cukup takut dan khawatir ketika melintasi banjir ini. Menurutnya, apabila banjir terjadi lebih besar, ia bersama anak-anak lainnya terpaksa tidak sekolah demi keselamatan.
“Sungainya besar karena banjir. Ya takut karena banyak batu besar. Kalau mau lewat jalan lain tidak ada, ini satu-satunya. Tapi, jika banjirnya besar terpaksa tidak sekolah kayak kemarin,” jelas Reni.
Sementara itu, banjir lahar hujan semeru terjadi akibat wilayah puncak diguyur hujan. Diketahui, getaran banjir yang terjadi pada Kamis (10/4) dini hari tadi mencapai amplitudo maksimal 34 milimeter. Akibatnya, akses jalur antar dusun di Desa Jugosari ini tertutup total.
Load more