Kecelakaan Rombongan SMAN 1 Porong di Tol Pandaan-Malang, Tanpa Izin Resmi dari Dinas Pendidikan Jatim
- tvOne - khumaidi
Sidoarjo, tvOnenews.com - Kegiatan rombongan SMAN 1 Porong yang mengalami kecelakaan di exit tol Purwodadi KM 72.200 Tol Pandaan - Malang, pada Sabtu (1/2), ternyata belum memiliki izin dari Dinas Pendidikan Jawa Timur. Peristiwa ini, menewaskan siswi bernama Nafiri Rimbi Maharani (18) dan sang sopir Khoirul (60). Puluhan siswa alami luka-luka.
Siswa dan guru pendamping yang berangkat hanya mengantongi izin mandiri dari kepala sekolah. Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai mengatakan, setelah menerima informasi kecelakaan rombongan siswa satu kelas ini, ia langsung melakukan kroscek kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Porong, Ropinggi.
"Saya sudah kroscek langsung dari berbagai pihak, termasuk kepala sekolah dan kepala cabang dinas terkait. Kepala sekolah sudah menyampaikan ke saya, ternyata kegiatan ini memang sebelumnya belum didapatkan izin," ucapnya kepada awak media usai bertakziah di rumah duka, Minggu (2/2).
Ia melanjutkan, para siswa hanya meminta izin kepada sekolah tersebut berangkat ke Malang, untuk membuat foto album kenangan yang sudah mereka sepakati secara mandiri. Kepala Sekolah sudah melarang namun diduga para siswa tersebut tetap nekat.
"Iya sudah saya instruksikan (dilarang berangkat), maka Kepala Sekolah menyampaikan kepada siswanya agar tidak melakukan kegiatan ini sementara waktu. Tapi mungkin anak kelasnya ingin mendokumentasikan pergi, kemudian melakukan prosedur-prosedur mandiri oleh mereka," jelasnya.
Kepala Sekolah SMAN 1 Porong, Ropinggi menyampaikan para siswa sebelumnya sudah membuat polling lokasi pengambilan foto untuk album kenangan mereka. Setelah hasil polling didapat kemudian diserahkan kepada pihak sekolah.
"Anak-anak sudah menyusun kesepakatan melalui polling yang mereka input, sehingga polling itulah yang disodorkan ke kami," ujarnya.
Ropinggi mengungkapkan alasan siswa melakukan pemotretan di Malang karena sekolah lain juga melakukan hal yang sama.
"Kata anak-anak, di sekolah lain juga sama melakukan ini. Akhirnya dalam pertimbangan tertentu, kami berikan kesempatan tapi dari sekolah tidak akan cawe-cawe," tegasnya.
Menurut Ropinggi kegiatan ini murni dikelola secara mandiri oleh siswanya. Pihak sekolah tidak ikut campur dalam rencana mereka. Namun, pihak sekolah hanya menyarankan agar pengambilan foto tidak dilakukan di tempat yang jauh apalagi hingga menginap.
Load more