Lebih lanjut KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah, yang juga Ketua MUI Jawa Timur, menjelaskan, ketika kemampuan, kompetensi, dan keterampilan hilang dari seorang sarjana, maka kesarjanaan dan profesinya akan menimbulkan pertanyaan besar. Dalam pandangannya, gelar sarjana seharusnya bukan sekadar simbol akademis, tetapi juga sebuah tanggung jawab untuk memiliki kemampuan yang mumpuni di bidangnya.
“Tanpa adanya kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan profesi yang dijalani, gelar sarjana bisa kehilangan maknanya dan tidak memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat," tandasnya.
Wisuda ini selain dihadiri orang tua mahasiswa, juga dihadiri oleh Prof. Dr. Ahmad Taufiq, S.Pd., M.Si. dari Universitas Negeri Malang, Prof. Arif Hidayat Universitas Negeri Malang, Kelas Keperawatan Kabupaten/Kota di Jawa Timur, serta keluarga besar Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong. (gol)
Load more