“Selama ini, kami masih menghormati hukum. Jangan sampai ada bentrok antar warga di lokasi. Tentunya, pemkab yang akan disalahkan,” tegasnya.
Tak hanya psikologis, aksi teror ini berdampak pada ekonomi warga. Polemik lahan yang tak kunjung selesai membuat warga kehilangan pekerjaan. Dahulu, ribuan warga terlibat ketika panen raya kopi dan cengkih. Kini, warga hanya bisa bekerja tiga hari seminggu. Itu pun tidak banyak.
Warga berharap, Pemkab menerjunkan tim terpadu (timdu) untuk menyelesaikan polemik pertanahan di Pakel. Sehingga, warga bisa hidup tenang. Tak ada lagi teror dari kelompok warga ke warga lainnya.
Asisten Pmerintahan Pemkab Banyuwangi MY Bramuda memastikan akan melanjutkan keluhan warga ke bupati. Menurutnya, terkait polemik tanah perkebunan di Desa Pakel sudah dibahas secara intens di internal pemkab.
“Keluhan warga ini akan kami laporkan ke bupati. Tentunya, nanti akan dilaporkan ke pimpinan timdu dan gelar rapat gabungan,” tegasnya usai menemui warga. (hoa/far)
Load more