Malang, tvOnenews.com - Seorang remaja berusia 19 tahun ditemukan meninggal dunia tak wajar di ruang tamu rumahnya, dengan wajah penuh luka. Kini polisi lakukan penyelidikan.
Korban diketahui bernama Sahroni (19) dan merupakan seorang pelajar SMK Ali Mustofa Kecamatan Gondanglegi, kelas 11 jurusan animasi. Korban tercatat warga Dusun Baran RT 013 RW 002 Desa Urek Urek, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang.
Harianto selaku Kepala Desa Urek Urek mengatakan, saat itu dirinya sedang rapat di kantor desa untuk acara kegiatan di Besuk, Kabupaten Malang.
"Saat itu sedang rapat, tiba-tiba dihubungi keponakan korban sekitar pukul 15.00 WIB, kalau saudara sepupunya meninggal dunia tak wajar dan di bagian wajahnya ditemukan sejumlah luka. Seketika itu saya langsung menuju rumahnya," ujar Harianto.
"Saya langsung menyuruh warga lain untuk keluar ruangan. Setelah saya membuka kain jarit dan melihat wajah korban ada luka gores panjang di bagian mata sebekah kanan, di hidung mengeluarkan darah," tegas Harianto.
"Dan saat itu juga saya langsung menghubungi Polsek Gondanglegi," sambungnya.
Sementara Zaki (17) selaku keponakan korban mengatakan, kalau korban pamit ke rumah pacarnya di Desa Krembangan, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, untuk melihat acara kesenian bantengan.
Bahkan, saat liburan, korban Sahroni pernah 3 hari tidak pulang. Hingga paman saya yang tak lain ayah kandung korban pun yang merasa malu pada tetangga di Turen, dan segera menyusulnya.
"Dulu paman saya sempat nyusul ke rumah pacarnya di Desa Krembangan, Turen, dan menjemputnya untuk pulang," terang Zaki yang diamini Gunawan selaku ayah korban.
Lanjut kata Zaki, dirinya terakhir bertemu dengan Sahroni, Rabu (3/7).
"Saya ketemu sama Roni dan ngobrol soal bantengan. Dan ia datang kerumah untuk pinjam motor, hari Rabu dikembalikan ke rumah. Itu terakhir saya bertemu," bebernya.
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat membenarkan perkara tersebut. Ia menerangkan kronologis kejadian bermula saat ibu kandung korban, Atin mengetahui anaknya tergeletak di ruang tamu rumahnya sekitar pukul 02.30 WIB, Jumat (5/7) dini hari.
Atin yang memiliki gangguan penglihatan tersebut menganggap anaknya tengah tertidur usai keluar bermain. Korban dikabarkan baru saja pulang usai bermain selama dua hari yang lalu.
“Ibu Atin ini mendengar suara orang datang pada Jumat kurang lebih setengah tiga dini hari. Kemudian, saat subuh Bu Atin ke depan rumah, langkah kakinya tersandung tubuh korban. Tapi dianggapnya korban ini tertidur,” ujar Gandha Minggu (7/7).
Karena dianggap tengah tertidur, korban dibiarkan. Artinya tidak berusaha dibangunkan oleh ibu kandungnya.
Selanjutnya, sekitar pukul 06.00 WIB, adik kandung korban berinisial DN (7), yang akan masuk di MTS, itu memberitahui ibu kandungnya bahwa tubuh korban dalam keadaan dingin.
“Adiknya kemudian mengambilkan selimut dan tidur bareng sama korban,” tambahnya.
Singkat cerita sekitar pukul 12.00 WIB, lanjut Gandha, ibu korban yang berniat membangunkan korban untuk makan, sontak kaget dengan tubuh korban yang telah kaku. Dari situ, ia baru menyadari bahwa korban telah meninggal dunia.
Lebih lanjut, Gandha menerangkan, saat ini pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terkait kematian remaja yang tak wajar tersebut.
Dikatakan tak wajar, sebab ada luka lebam di bagian tubuh korban. Kendati demikian, pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian remaja yang masih duduk di bangku SMK tersebut.
“Kami dari Satreskrim Polres Malang bersama Polsek Gondanglegi tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP)," tegasnya.
Saat melakukan olah TKP ujar Gandha, didapati korban dalam kondisi terlentang. Dan kita tidak mengetahui meninggalnya posisi pukul berapa dan jam berapa.
"Namun dalam pemeriksaan luar pada fase kaku mayat korban diperkirakan mencapai kaku mayat selama 6 jam," beber Gandha.
Proses autopsi usai dilakukan dan masih menunggu hasil resminya. Namun dari penyampaian dokter yang menangani bahwa untuk bekas atau tanda tanda kekerasan di bagian tubuh tidak ada.
"Namun di kedua matanya berwarna merah dan di bagian sebelah mata kanan korban, menang ada sebagian lecet tergores. Ini kita dalami dan menunggu hasil dari otopsi yang resmi,” imbuhnya.
Dan tadi dari tim dokter forensik juga mengambil beberapa sampel cairan dan organ dalam untuk mungkin akan kita lakukan uji topsiologi.
"Kami belum menyimpulkan terkait hal itu. Karena hasil autopsi yang resmi belum keluar. Dan kita wajib menunggu hasil otopsi resmi dan hasil uji topsiologi, kita akan tahu sebab kematian korban," pungkasnya. (eco/hen)
Load more