Gresik, tvOnenews.com - Komplotan pengedar narkoba 'Gresik Menyala' simpan puluhan paket sabu-sabu di brankas yang berbentuk buku. Anggota Polsek Manyar yang melakukan penggerebekan, berhasil meringkus komplotan pengedar narkoba itu di balik kamar kos di Jalan Samarinda, Sukomulyo, Manyar, Gresik, Minggu (7/7).
"Para budak narkoba itu menyimpan barang haram di dalam brankas bentuk buku," ujar AKP Tatak Sutrisno, Kapolsek Manyar Gresik.
Tatak menambahkan, berhasilnya pengungkapan kasus ini bermula pada Minggu, 30 Juni 2024 sekitar pukul 06.00 WIB di kamar kos no 16 dengan alamat Jalan Samarinda No 32 termasuk Desa Sukomulyo, Manyar, Gresik.
Saat itu, Bripka Dwi Santoso dan Bripka Hadi Suprianto anggota Reskrim Polsek Manyar sedang melakukan patrol rutin mendapat informasi adanya lokasi kos yang sering digunakan transaksi jual-beli serta penyalahgunaan narkotika jenis sabu dan pil extacy.
Setelah itu anggota Reskrim menuju ke lokasi, di dalam kamar kos tersebut dalam kuasa Mohammad Fadlil (26) berhasil diamankan 43 paket sabu berbagai kemasan dengan berat bruto sebanyak 62,17 gram, satu kantong plastik berisikan 84 butir tablet biru berlogo “R” (pil extacy), satu buah timbangan elektrik, dua pack clip plastic warna putih bening, dua pack bungkus makanan plastik, satu buah handphone Iphone.
Adapun dalam menjual barang haram itu, Mohammad Fadlil dibantu membungkus oleh Muhammad Rizky Maulana Maghfur alias Kiki (25), kerta Kriswijaya alias Kris (26) sebagai kurir. Mereka bertiga merupakan warga Tlogopojok, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik. Ketiga pemuda itu diamankan dan dikeler ke Polsek Manyar.
"Ditemukan dalam brankas berbentuk buku, ada kunci di dalam buku. Kami curiga ditemukan di dalam dus ini, sabu dan pil extacy," jelas Tatak.
Mereka bertiga membentuk jaringan narkoba menamakannya 'Gresik Menyala'. Barang haram yang didapatkan tiga pemuda Tlogopojok ini berasal dari Lapas.
"Mereka ini satu komplotan dimana ada barang datang, ada yang bagian ambil, ada yang meranjau, ada yang menerima orderan. Info terakhir barang dari LP (Lembaga Permasyarakatan) masih kami kembangkan, kami dalami dulu," sambungnya.
Mohammad Fadlil kepada awak media mengatakan, sudah beroperasi selama tiga sampai empat bulan. Narkoba jenis sabu dan extacy itu diedarkan ke sejumlah wilayah, mulai GKB, Suci, Manyar, Gresik Kota, hingga Duduksampeyan.
"Sasarannya pekerja, buruh pabrik," kata Fadlil sambil menunduk.
Nah, uang yang dihasilkan dari peredaran narkoba itu digunakan oleh mereka bertiga untuk bersenang-senang.
"Buat senang-senang di Surabaya," katanya singkat. (mhb/gol)
Load more