“Kami kirim ke Kediri, katanya di sana diolah menjadi bahan baku teh herbal dan rokok kesehatan non nikotin,” paparnya.
Inovasi Agus Setiawan dalam mengolah daun talas beneng menjadi alternatif pengganti tembakau menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan keberanian, sesuatu yang awalnya dianggap sebagai masalah bisa diubah menjadi peluang besar.
Menurutnya, ini bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Pasalnya, di Kabupaten Jombang belum banyak petani yang memanfaatkan tanaman ini. Mengingat tanaman daun talas beneng mudah untuk dibudidayakan.
“Menurut saya ini peluang bagus bagi petani yang mau beralih mengembangkan industri ini. Tanamannya mudah dijumpai dan mudah dibudidayakan,” ucapnya.
Selama ini, Agus mengerjakan dan menekuni industri tembakau dari daun talas beneng secara mandiri atau sendiri. Selama satu bulan ia mengaku mendapatkan penghasilan hingga jutaan rupiah.
“Satu kilogram tembakau dari daun talas beneng kering dihargai Rp15-25 ribu. Tergantung kualitas dari tembakaunya. Alhamdulillah, kalau penghasilan cukup untuk kebutuhan keluarga,” ucapnya. (usi/far)
Load more