Hal ini berbuah manis, dengan bantuan dana stimulan yang kemudian dikelola kelompok ternak dengan memelihara kambing dan domba berjumlah 70 ekor, kini sudah berkembang dan mencapai 120 ekor. Tidak hanya itu, kini sudah ada variasi jenis hewan yakni kambing etawa. Sebagaimana diketahui, kambing etawa sendiri juga dapat bernilai ekonomis karena dapat memproduksi susu yang dapat dikonsumsi.
Suharyanto juga menekankan, bahwa selain dalam kondisi tanggap darurat, fase yang harus diperhatikan juga saat dalam tahap pemulihan.
"Dalam bencana, yang masih kadang terlupakan yaitu pembinaan masyarakat pasca bencana, kadang-kadang kita hanya memberikan bantuan, tetapi ternyata dampaknya juga terhadap mata pencarian warga," jelasnya.
Disisi lain, Suharyanto juga menyatakan bahwa pembangunan Hunian Tetap (Huntap) pascabencana erupsi Gunung Semeru di Bumi Semeru Damai sudah selesai sekitar 1.951 rumah. Dalam kurun waktu yang singkat, ribuan rumah berhasil dibangun dalam lahan seluas 81,55 hektar. Dengan pencapaian tersebut, Museum Rekor Indonesia memberikan penghargaan atas rekor 'Pembangunan Hunian Tetap Pascabencana Tercepat'
"Pembangunan Huntap dan Huntara di Sumbermujur ini cukup cepat, masuk rekor muri, semoga ini menjadi hal baik yang bisa dicontoh untuk daerah lain," ungkapnya.
Suharyanto juga menyempatkan berkeliling dikawasan Bumi Semeru Damai untuk melihat kondisi huntap-huntara serta fasilitas sosial dan fasilitas umum penunjang kebutuhan masyarakat.
Lebih lanjut, Suharyanto juga memberikan pandangan dan motivasi kepada para kelompok ternak untuk selalu semangat dan kreatif
Load more