Surabaya, tvOnenews com - Ibadah haji adalah panggilan dari ilahi kepada hambaNya yang terpilih. Ungkapan ini begitu bermakna bagi Paridjan (65), jemaah haji kloter 7 asal Lamongan yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pencari rumput hewan ternak. Paridjan merasa sangat bersyukur karena tahun ini ia berkesempatan pergi haji ke Tanah Suci bersama istri tercintanya, Tasriyatun.
“Saya usahakan tiap bulan rutin menabung. Kalau jumlahnya tidak tentu. Bisa Rp50 ribu, Rp100 ribu, Rp300 ribu, sebisanya saja,” tuturnya.
Paridjan menceritakan jika keinginan kuatnya untuk menabung haji karena ingin mewujudkan harapan istrinya.
“Tetangga-tetangga saya banyak yang sudah berhaji. Suatu hari istri saya bilang kalau dia ingin kami bisa naik haji seperti tetangga tapi dia pesimis, wong saya ini cuma tukang ngarit, upahnya kecil. Istripun cuma ibu rumah tangga biasa. Mana bisa berangkat haji,” kisah Paridjan.
Akan tetapi Paridjan menguatkan istrinya jika mereka benar-benat tulus berniat ingin berhaji karena Allah SWT, Insya Allah akan dikabulkan.
“Haji kan panggilan nggih. Yang uangnya miliaran belum tentu bisa berangkat kalau Allah tidak menghendaki,” tutur bapak tiga anak ini.
Dengan ketekunan, kesabaran, dan tak putus berdoa kepada Sang Khalik, Paridjan bekerja sungguh-sungguh meski upah yang diberikan juragannya tidak terlalu besar sekitar Rp1,8 juta tiap bulan. Dia juga mencari sampingan sebagai tukang jagal hewan.
“Alhamdulillah hasil dari tukang jagal bisa digunakan untuk menambah sedikit-sedikit tabungan haji,” kenangnya.
Setelah menabung kurang lebih enam tahun lamanya, Paridjan dan istrinya akhirnya bisa mendaftar haji pada 2011.
Kini pada 2024, pasangan ini mampu mewujudkan impiannya untuk pergi ke Tanah Suci setelah menunggu selama 13 tahun. Mereka tergabung dengan kloter tujuh dari Lamongan dan dijadwalkan terbang ke Arab Saudi pada pukul 13.00 WIB. (msi/far)
Load more