“Kalau sudah jarang hujan kan biasanya nyamuk penyebab DBD itu kan cepat berkembang biak, sehingga bisa menyebabkan seseorang terjangkit DBD jika digigitnya. Tapi bisa juga peningkatan kasus DBD ini karena siklus 4 atau 5 tahunan, terakhir itu 2019 yang kasus DBD nya itu tinggi,” ungkapnya.
Pasien DBD yang ditangani RSU Dokter Soetamo ini tak hanya terjadi pada anak-anak, namun juga kalangan orang dewasa. Bahkan, kasus DBD pada orang dewasa dinilai lebih sulit penangannya karena biasanya disertai dengan penyakit bawaan atau komborfit.
“Kalau pasien (DBD) orang dewasa itu biasanya mereka juga ada penyakit penyertanya. Hal ini yang membuat penanganannya agak sulit, dibandingan dengan anak-anak. Tapi meski begitu, semuanya harus waspada terhadap penyakit ini, tidak pandang anak maupun orang tua,” ujar dr Tri Pudy Asmarawati, dokter spesialis penyakit dalam RSU dr Soetomo.
Pihak RSU dr Soetomo mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai penyebaran penyakit DBD ini. Apabila mendapati anak atau anggota keluarga mengalami gejala DBD seperti tubuh panas atau demam, kepala pusing, perut mual, dan ada bintik merah dikulit, diharapkan segera membawa ke rumah sakit atau ke dokter terdekat.
“Parahnya lagi kalau pasien sudah megeluarga darah atau mimisan, itu harus segera dibawa ke rumah sakit biar langsung mendapat penangan khusus. Karena itu berbahaya. Tapi sejauh ini tidak ada pasien DBD yang meninggal di sini,” pungkasnya. (msi/gol)
Load more