Kolaborasikan Desain dan Rekayasa, Seorang Profesor Ciptakan Sepeda Multiguna
- sandi irwanto
Beralih ke sisi multiguna selanjutnya, lelaki asal Surabaya ini telah menciptakan inovasi sepeda lipat portable yang dapat bertransformasi menjadi sebuah kursi. Sepeda bernama Commuter Bike (Cobi) ini telah melewati analisis struktur dan simulasi numerik yang kompleks hingga menghasilkan kerangka yang lebih ringan dan desain yang lebih praktis. Menurut Bambang, sepeda ini cocok untuk digunakan bepergian oleh anak muda hingga orang lanjut usia (lansia).
Sementara itu, terkait inovasi terbaru yang digagasnya, lulusan sarjana Teknik Mesin ITS ini telah mengembangkan jenis sepeda kelompok dengan nama Community Bike ITS (Combits). Combits merupakan sepeda yang bisa digunakan oleh enam orang sekaligus. Bambang menjelaskan, sepeda ini juga dirancang dengan penambahan atap yang dapat melindungi penggunanya dari paparan matahari langsung. “Agar interaksi saat bersepeda tetap nyaman” tambahnya.
Dalam penjelasannya, Bambang mengungkapkan bahwa berbagai ide dan proses dalam pembuatan inovasi ini melibatkan keilmuan multidisiplin. Mulai dari proses manufaktur, analisa tren, ergonomi, simulasi, hingga uji produk dan publikasi melibatkan banyak pihak. Tak hanya civitas akademika, dalam inovasinya lulusan magister dari Wollongong University, Australia ini bahkan melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendukung perekonomian warga lokal.
Ke depannya, Bambang menyampaikan, pengembangan inovasi yang telah berjalan selama 20 tahun ini akan terus digiatkan. Keberlanjutan inovasi akan digencarkan melalui penambahan fitur, perluasan fungsi, hingga penggalian potensi bisnis melalui perintisan start up.
“Kita sudah mulai rintis untuk perusahaan ini dan masih terus dikembangkan hingga kini,” ungkapnya.
Terakhir, lulusan Program Doktor ITS ini juga meyakini bahwa keberlanjutan inovasi tersebut akan mampu memberikan manfaat yang lebih luas bagi berbagai sektor termasuk sosial, pendidikan, hingga seni terapan. Bambang berharap melalui inovasi ini, rekayasa dan desain dapat terus berjalan selaras untuk menciptakan kebermanfaatan bagi bangsa.
“Sudah saatnya, kolaborasi keilmuan ini menciptakan produk optimal bukan malah dipisahkan sendiri-sendiri,” tegasnya. (msi/far)
Load more