Jangan Ragu Minum Jamu! UNESCO Akui Jamu Sebagai Warisan Budaya Sehat Indonesia
- Istimewa
“Misalnya minuman rosella, rosella warnanya kan merah kaya sirup gitu. Oh itu bagus banget, tapi bukan minuman jamu, itu minuman herbal. Jadi paling tidak dengan minum bahan herbal mengurangi bahan kimia yang masuk ke tubuh kita,” terangnya.
Menanggapi gerakan minum jamu yang dicanangkan Kemenkes, menurut Prof Mangestuti perlu dilakukan pemupukan dibantu dengan pendidikan melalui keluarga. Tidak hanya itu, media massa juga berperan penting untuk menampilkan figur-figur yang rajin minum jamu.
“Kemudian peran tenaga kesehatan dalam segala sektor, tenaga kesehatan siapa saja, dokter, farmasi, perawat, semua itu perlu lebih paham minum jenis jamu atau ramuan dan dengan dalam menerapkan pola hidup sehat,” pungkasnya.
Prof Mangestuti berharap, ke depannya sebagai bangsa Indonesia di segala lapisan masyarakat dan kepemimpinan dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang sehat jasmani dan rohani. Terlebih sebagai pusat aktivitas intelektual, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat harus memegang peran.
“Salah satunya program pendidikan untuk tenaga kesehatan khusus obat tradisional. Karena seperti di negara India, Jepang, China itu ada sekolah khusus yang menghasilkan dokter obat tradisional negara mereka,” pungkasnya (msi/far)
Load more