Banyuwangi, tvOnenews.com – Menjelang Natal dan tahun baru, harga sembako berpotensi naik. Mengantisipasi lonjakan harga, Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan menggelar pasar murah secara masif. Pasar murah digelar keliling di 25 kecamatan. Kegiatan ini menggandeng Bulog Banyuwangi. Operasi pasar ini menyediakan beragam sembako dengan harga di bawah pasar.
Beras medium dijual seharga Rp51.000 per kemasan 5 kilogram. Beras premium dibandrol Rp63.000 dan Rp66.000 per kemasan 5 kilogram. Sedangkan minyak goreng dijual Rp14.000 per liter. Gula pasir dipatok Rp14.000 per kilogram. Ada juga sejumlah komoditi pokok lain. Seperti telur ayam, tepung terigu hingga ikan dalam kaleng.
“Kegiatan ini menekan harga sembako jelang Nataru. Dan, memastikan ketersediaan sembako di pasaran,” kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan Banyuwangi Nanin Oktaviantie usai pasar murah di Terminal Pariwisata Terpadu, Rabu (6/12).
Rencananya, pasar murah akan digelar hingga 29 Desember mendatang. Setiap harinya, dibuka satu hingga dua titik secara berkeliling. Mendekati pergantian tahun, konsumsi sembako di masyarakat meningkat lebih dari 50 persen. Karena itu, cukup rawan terjadi lonjakan harga. Pun dengan pasokan di pasaran.
“Kami mendapat support dari Bulog untuk kegiatan ini,” jelasnya.
Menghindari aksi borong, Bulog menyiapkan jatah beras tak terbatas selama pasar murah. Setiap titik pasar murah diberikan jatah beras hingga 2,5 ton.
“Kalau kurang, kami bisa tambah jatah per titik. Ini akan berlangsung hingga 29 Desember,” kata Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Harnisun.
Selain pasar murah, Bulog menggelontor beras di 9 pasar tradisional di Banyuwangi. Seluruhnya adalah tempat pemantauan inflasi di Bumi Blambangan. Dari 9 pasar itu terdapat 144 pengecer beras yang menjadi mitra Bulog. Sementara stok beras di gudang Bulog Banyuwangi mencapai 10.200 ton. Stok ini dipastikan mencukupi hingga lima bulan ke depan.
“Pasar murah ini tentunya ada multiplayer efek. Salah satunya inflasi di Banyuwangi terendah di Indonesia,” tegas Harnisun. (hoa/gol)
Load more