Hal ini, lanjutnya, seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kepemilikan smartphone di Indonesia. Padahal pada 2017 tingkat kepemilikan smartphone di Indonesia masih sekitar 44,44 persen, lalu berkembang menjadi 72,07 persen di 2021, dan pada 2022 menjadi 75,61 persen serta tahun ini menjadi 77,61 persen.
“Bahkan sampai 2026 nanti diprediksi jumlah kepemilikan smartphone di Indonesia akan mencapai 82,45 persen dari total penduduk Indonesia, dengan kepemilikan terbanyak oleh penduduk gen Z 27 persen, milenial 25,87 persen, dan gen X 21,88 persen. Sisanya dimiliki oleh post gen Z, baby boomer dan pre-boomer,” paparnya.
Namun sayangnya, tambah Ricky, meningkatnya kepemilikan smartphone ini tidak diimbangi dengan literasi yang tinggi sebab prilaku keamanan digital di Indonesia masih rendah.
“Data kami menunjukkan, tingkat keamanan gadget yang rendah mencapai 67,3 persen, dan tingkat perlindungan data pribadi rendah mencapai 56,6 persen. Bahkan banyak pengguna gadget yang menggunakan password mudah ditebak seperti 123456, admin, welcome, login dan lainnya,” ujarnya.
Tidak hanya itu, pemilik gadget sebanyak 61 persen juga masih mencantumkan nomor HP di akun sosial media, dan sebanyak 57,3 persen masih mencantumkan tanggal lahir.
"Ini tugas kita bersama bagaimana kita bisa meyakinkan masyarakat untuk mulai bisa memahami transaksi digital," pungkasnya. (zaz/gol)
Load more