Kisah Suwarni, Saksi Hidup Bencana Banjir Bandang Lumajang, Sempat Terjebak Lumpur dan Terpisah dengan Keluarga
- wawan sugiarto
Lumajang, tvOnenews.com - Bencana banjir bandang dengan banjir lahar dingin Gunung Semeru yang menerjang DAS Mujur dan permukiman warga Dusun Kedung Wringin, Desa Nguter, Kecamatan Pasirian, Lumajang, menyisakan duka dan trauma tersendiri bagi warga terdampak, salah satunya Suwarni (56) yang harus jatuh bangun menyelamatkan diri dari terjangan banjir bandang.
Kepada tvOnenews.com, dengan mata berkaca-kaca, Suwarni berusaha menceritakan peristiwa yang dialaminya Jumat (7/7) pekan kemarin saat bencana banjir bandang datang menerjang.
"Saat itu, hujan lebat memang sedang terjadi selama dua hari berturut-turut. Dampaknya, aliran sungai mujur di selatan pemukiman diterjang banjir lahar dingin Semeru," kata Suwarni, Jum'at (14/7).
Bersama warga lainnya, sekitar pukul 13.30 WIB, Suwarni mendatangi Jembatan Limpas Kali Putih untuk melihat aliran banjir lahar dingin. Sementara Rafael (11) cucunya sedang mencari ikan tak jauh dari sungai.
"Saya sempat melihat lahar ke sungai. Memang lumayan besar tapi belum sampai meluap. Sementara cucu saya bersama temannya mencari ikan. Saat perjalanan pulang, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah barat permukiman yang ternyata banjir bandang datang," sambungnya.
Suwarni dan wargapun langsung panik saat melihat dari arah barat, batang-batang pohon dan rumpun bambu mulai hanyut terbawa banjir. Diantara kepanikan itu, Suwarni sempat kebingungan mencari keberadaan cucunya sementara banjir bandang sudah semakin dekat dan mulai menerjang lahan pertanian.
"Sekitar pukul 14.30 WIB, aliran banjir bandang sudah melewati masjid dan menerjang beberapa rumah di sisi barat. Saya bingung harus lari kemana. Saya juga panik karena terpisah dengan cucu dan suami. Kondisi rumah sudah kosong," jelasnya dengan menitikkan air mata.
Karena aliran banjir semakin dekat, akhirnya Suwarni berusaha lari menyelamatkan diri ke arah timur. Namun sesampainya di timur SDN Nguter 5, langkah Suwarni sempat terhenti karena kakinya terjebak lumpur hingga akhirnya bisa diselamatkan wargan lainnya.
"Saya sempat pasrah saat kaki saya terjebak lumpur. Namun alhamdulillah saya masih bisa selamat dan akhirnya sampai di Desa Gesang dan berlindung di rumah saudara. Saya harus jalan kaki hingga enam kilometer," terangnya.
Load more