Lumajang, tvOnenews.com - Memasuki hari ke 7 pasca bencana banjir lahar dingin Gunung Semeru dan banjir bandang di Kabupaten Lumajang, satu persatu warga terdampak mulai meninggalkan sejumlah titik pengungsian, Kamis (13/7).
Data Posko Tanggap Darurat menunjukkan jumlah pengungsi yang masih bertahan di tempat pengungsian hanya tersisa 395 dari jumlah awal sebanyak 1.437 jiwa yang tersebar di 9 titik pengungsian.
"Memang ada penurunan yang cukup drastis hingga 75 %. Dari awalnya 1.437 jiwa, kini sisa 395 jiwa yang tersebar di 9 titik pengungsian," kata Kalaksa BPBD Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Hastiadi kepada tvOnenews.com, Kamis (13/7).
Menurut Patria, penurunan jumlah pengungsi ini disebabkan oleh berbagai faktor sehingga para pengungsi memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.
"Selain faktor kondisi sudah dirasa aman karena tanggul sungai sudah ditutup dan dirasa aman jika ada banjir susulan dengan skala kecil, kondisi jalan dan rumah warga, juga sebagian telah dibersihkan dari timbunan material. Dimungkinkan dalam waktu satu hingga suatu hari kedepan warga akan menyusul kembali ke rumah masing-masing," imbuhnya.
Sementara itu, pantauan tvOnenews.com di lapangan, terpantau ratusan pengungsi masih terlihat bertahan di titik pengungsian Balai Desa Jarit dan Balai Desa Nguter.
"Untuk yang di Balai Desa Nguter masih ada 176 pengungsi. Mereka berasal dari Dusun Kedung Wringin. Jadi dari 67 kepala keluarga ini masih bertahan karena kondisi rumah mereka masih tertimbun material. Hingga saat juga masih dilakukan pembersihan secara gotong royong," ujar Sekretaris Desa Nguter, Miswanto.
Miswanto menyebutkan bahwa semua kebutuhan para pengungsi saat ini hingga masa tanggal darurat berakhir 20 Juli 2023 mendatang, dipastikan aman dan mencukupi.
"Untuk kebutuhan para pengungsi hingga satu minggu ke depan dipastikan aman. Dapur umum siap melayani kebutuhan makan dan posko kesehatan juga buka selama 24 jam. Mudah-mudahan kondisi segera membaik," pungkasnya. (wso/gol)
Load more