Dwi menyebut, potensi kerugian yang bakal ditanggung para petani tembakau dari luasan sekitar 50 hektare ini bisa mencapai Rp1,25 miliar. Hitungannya, biaya produksi mulai dari sewa lahan, pembibitan, hingga pemupukan, petani harus mengeluarkan biaya setidaknya Rp25 juta per hektar.
"Kerugian kalau yang sawahnya nyewa itu bisa sampai Rp25 juta per hektare, tinggal hitung kalau ada 50 hektare sudah Rp 1,25 miliar," terangnya.
Kini, petani berharap tanaman tembakau mereka masih bisa diselamatkan dengan cara memperbaiki guludan tanah. Namun, hal itu pun tergantung kekuatan akar tembakau. Jika sudah rusak, kata Dwi, tembakau tidak bisa lagi diselamatkan dan terpaksa harus dicabut.
"Kita sekarang coba selamatkan, mudah-mudahan masih bisa. Tapi petani kan juga harus keluar biaya lagi sedangkan kemarin sudah habis puluhan juta. Semoga ada bantuan modal dari pemerintah," pungkasnya. (wso/gol)
Load more