Pacitan, tvOnenews.com - Penyakit leptospirosis di Pacitan kembali memakan korban jiwa. Seorang warga yang masih berusia anak-anak, asal Kecamatan Arjosari harus meregang nyawa diduga akibat terinfeksi bakteri kencing tikus (leptospira)
PLT Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, dr Daru Mustiko Aji mengungkapkan perihal meninggalnya seorang pasien yang diduga menderita penyakit leptospirosis saat menjalani perawatan di rumah sakit dr Moewardi Solo, Jawa Tengah.
Pasien asal Kecamatan Arjosari tersebut meninggal dunia pada Rabu (15/3), dugaan sementara memang karena terinfeksi bakteri leptospira. Namun, secara pasti masih belum di ketahui penyebab meninggalnya pasien tersebut.
Pasien meninggal dunia adalah anak berusia 8 Tahun. Pasien ini diduga meninggal karena leptospirosis setelah melihat ada kemiripan gejala dengan penyakit yang disebabkan bakteri leptospira pada kencing tikus. Akan tetapi tepatnya, memang harus menunggu observasi.
Sebelum di rujuk ke Rumah Sakit dr Moewardi Solo, korban datang ke Rumah Sakit dr Darsono Pacitan dalam kondisi sudah parah. Diketahui, hasil pemeriksaan laboratorium Serology menyebutkan terdapat positif anti leptospira Igm pada tubuh pasien, artinya zero anti body yang di buat oleh tubuh terhadap infeksi dari bakteri leptospirosis yang masuk kedalam tubuh. Infeksi sudah menyebar ke tubuhnya.
"Tim dari dinas kesehatan masih menunggu hasil audit untuk menegakan diagnosa atas kematian warga yang masih usia anak-anak itu. Penyebab kematian pasien lebih ke gagal multiorgan (ginjal dan liver) disebabkan infeksi berat, pneumonia dan edema paru diagnosis leptospirosis yang pasti masih nunggu MAT. Status masih suspek," sambungnya.
"Biasanya pasien leptospirosis yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan agak parah atau bisa dikatakan sudah terlambat. Sehingga, nyawa pasien 50 persen tidak bisa terselamatkan meski pihak rumah sakit sudah berusaha keras menanganinya," imbuh dr Daru Mustiko.
Load more