Bojonegoro, tvOnenews.com - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) meluncurkan Program RPL jenjang pascasarjana, yang dilaksanakan bersamaan dengan peringatan satu tahun program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa di GOR Bojonegoro, Jumat (3/3).
Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa dinilai berhasil berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pegiat desa. Hal ini disampaikan oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) saat memberikan sambutan dalam kegiatan peringatan RPL tersebut yang dihadiri 999 mahasiswa RPL di UNY dan UNESA.
“Terimakasih kepada Bupati Bojonegoro yang telah memberikan dukungan program RPL yang saat ini sudah masuk pada semester ketiga dan keempat pada akhir semester,” kata Gus Halim.
“Saya berharap para peserta RPL desa serius belajar dan ilmunya bisa diterapkan pada masing-masing desa," tandasnya.
“Kami menilai RPL Desa ini berhasil memberikan dampak cepat terhadap peningkatan kemampuan akademis dan kapabilitas sosial para pegiat desa. Mereka yang mengikuti program ini juga berkontribusi nyata terhadap proses percepatan pembangunan desa,” ujar Gus Halim
Gus Halim dalam konferensi pers juga menyampaikan alasan hari ini menjadi Hari Peringatan RPL Desa pada 3 Maret 2023 sebagai launching pertama, karena setahun yang lalu Kementerian Desa bekerjasama dengan pertindes yakni UNESA dan UNY serta Bupati Bojonegoro melaksanakan Program RPL untuk pembangunan desa dengan memberikan beasiswa yang pesertanya terdiri dari kepala desa, perangkat desa dan aktivis desa (BUMDES dan Pendamping Desa) untuk mendapatkan gelar S1.
“Cukup dengan dua tahun mereka sudah bisa mendapatkan gelar S1, namun saya tekankan dalam hal ini bahwa pendidikan program RPL tidak beda dengan program perkuliahan reguler, hanya dibedakan terbalik, di awal kalau reguler teori-teori lebih dulu. Namun untuk program RPL Desa praktik dulu, belajar dari pengalaman kemudian dikonversi ini termasuk memberikan satu ruang bagi perubahan paradigma baru dalam tri dharma perguruan tinggi, yakni dimulai dari pengabdian kemudian penelitian digunakan untuk pendidikan,” penjelasan Gus Halim.
Load more