Klaten, Jawa Tengah - Belasan ekor sapi milik warga Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terserang virus Lumpy Skin Disease (LSD). Infeksi virus ini membawa dampak kulit sapi muncul benjolan dan nafsu makan berkurang.
"Sapi yang terkena virus LSD ini ada yang sapi perah sekitar satu atau dua ekor, kemudian yang selebihnya sapi pedaging," ujar Widodo, Rabu (18/1/2023).
Widodo menjelaskan, munculnya virus LSD diketahui pertama kali saat kegiatan injeksi vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) sekitar akhir Desember 2022.
Ketika itu petugas kesehatan hewan menemukan ada satu ekor sapi terjangkit virus LSD. Kemudian setelah dilakukan tracing terdata ada sekitar 16 atau 17 ekor sapi terjangkit virus LSD.
"Ciri-ciri (sapi yang terkena LSD) kemarin saya lihat ada gejala benjol-benjol di daerah punggung sapi. Terus yang sudah akut itu pecah lalu keluar cairan seperti nanah. Nanah itu mengundang lalat dan lalat itu menyebar menularkan yang lain," ujarnya.
Widodo mengatakan, setelah dilakukan koordinasi dengan dinas terkait kemudian dilakukan pembersihan kandang dan penyemprotan disinfektan. Sejauh ini upaya itu sangat efektif untuk kesembuhan sapi.
"Secara intensif dari pihak dinas juga melakukan pengobatan dan sosialisasi ke peternak untuk penyemprotan kandang. Berdasarkan pengamatan dari desa, ada kemajuan atau istilahnya kesembuhan. Sekitar 70 persen sudah sembuh dan tinggal pemulihan saja," ujarnya.
Di Desa Malangan total ada 40 peternak dengan populasi lebih dari 200 ekor sapi. Meski cukup banyak namun peternak tak khawatir atas kemunculan virus LSD.
Salah satu peternak sapi di Desa Malangan, Riyanto (40), mengatakan, dari tiga ekor sapi miliknya, satu ekor sapi diantaranya terkena virus LSD. Ketika terkena virus itu, kulit sapi muncul benjolan dan nafsu makan berkurang.
"Sapi pedaging. Kalau saya tidak khawatir. Sudah disuntik dua kali. Kini kondisinya sudah membaik, sudah gemuk lagi," ujarnya. (Ags/Buz)
Load more