Orkestra G20: Warisan Indonesia Untuk Sejarah Musik Klasik Dunia
- Antara
Loginova merasa kaguman pada konsep Orkestra G20 yang telah menunjukkan bahwa musik memiliki kekuatan luar biasa untuk menyatukan orang-orang. “Kami memainkan musik yang dibuat oleh komposer dari berbagai negara dan kami dari negara yang berbeda juga. Tapi kami bermain bersama! Tidak masalah dari mana Anda berasal, siapa Anda, apa kebangsaan Anda, apa status sosial Anda dan hal identitas lainnya. Kita perlu menghargai kesempatan ini," ujarnya.
Argentina mengirimkan musisi, pemain flute Santiago Clemenz untuk berpartisipasi dalam Orkestra G20. Walaupun sudah menjadi pemain principal, Clemenz tetap berkeliling menjadi solois di berbagai orkes lainnya. Di Indonesia, ia akan tampil solo dalam karya "The Voyage to Marege"
Dengan G20 Orchestra, Indonesia telah membuka babak baru untuk pertemuan para menteri kebudayaan G20, di mana sekitar 40 pemusik muda dunia bergabung dengan 30 musisi Indonesia untuk bersama mempersembahkan permainan musik klasik kepada dunia di warisan budaya dunia, Candi Borobudur.
“Mereka bermusik bersama, saling mendalami budaya negara lain. Mereka saling bertukar pikiran tentang masa depan musik, mulai dari masalah ketenagakerjaan di dunia musik, komunikasi dan relevansi musik dengan penonton dan masyarakat luas hingga isu keberagaman dan inklusi," ujarnya.
Semua itu merupakan isu lintas generasi, lintas pandangan politik, latar belakang budaya, gender, ras dan bangsa. Hal itu membuktikan bahwa musik yang adalah bahasa universal dapat menjadi media pemersatu. “Orkestra G20 ini juga akan menunjukkan peranan sekaligus menjadi warisan Indonesia untuk sejarah musik klasik dunia,” ujarnya. (HW)
Load more