Temanggung, Jawa Tengah - Pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, tarif angkutan umum di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 25 persen.
Dalam kesempatan tersebut Sutrisno mengatakan, awak angkutan di Temanggung sebenarnya sangat berat dengan kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga BBM bersubsidi baik solar maupun pertalite karena akan menambah biaya operasional.
“Namun bagaimanapun itu adalah keputusan pemerintah yang harus kita terima,” tandasnya
Dengan kenaikan harga bbm tersebut, Ia menambahkan, Oganda Temanggung menyikapi dengan keputusan penyesuain tarif angkutan umum sebesar 20 hingga 25 persen, penyesuaian tarif tersebut berlaku mulai pekan ini.
“Semua jurusan di Temanggung, tarifnya naik rata rata Rp.1000, contoh angkutan jalur kota kota yang dulu Rp.4000 kini menjadi Rp.5000 untuk umum sedangkan pelajar dari Rp.2000 menjadi Rp 3000,” terangnya
Saat ini, sutrisno menerangkan, ada 18 jurusan di Kabupaten Temanggung dengan jumlah angkutan sebanyak 640 unit namun yang masih beroperasi hanya sekitar 400 unit saja.
“ Kami berharap awak angkutan tidak melakukan pemaksaan tarif, jika ada penumpang hanya membawa uang sesuai tarif lama jangan terus diturunkan,” imbaunya.
Salah satu sopir angkutan jalur (D) Kota Temanggung, Rohman, mengaku pemberlakuan tarif baru masih belum sepenuhnya efektif, karena masih banyak penumpang membayar dengan tarif lama.
“per hari ini udah kita naikan seribu rupiah, tapi masih banyak memakai tarif lama,” ujarnya
Ia juga mengeluhkan kebijakan pemerintah yang menaikan harga BBM subsidi sehingga membuat beban biaya operasional bertambah bagi awak angkutan.
“apalagi sekarang sepi penumpang, BBM naik jadi tambah berat, kami sopir berharap pemerintah bisa memberikan perhatian,” harapnya.
Beban yang paling dirasakan para sopir setelah harga BBM naik, yaitu sepinya tingkat penumpang, sehingga pendapatan yang didapat perharinya, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.(Pro/Buz)
Load more