Pati, Jawa Tengah - Harga cabai melonjak hingga mencapai Rp 57 ribu per kilogram, petani di tingkat Kabupaten Pati, Jawa Tengah tidak sepenuhnya menyambut gembira.
Dengan naiknya harga cabai, harga pupuk yang terus mengalami kenaikan hampir mencapai 100% dan hasil panen yang rendah akibat cuaca buruk dianggap tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan petani.
Saat ini harga cabai di tingkat petani di Kabupaten Pati, Jawa Tengah terus merangkak naik, diantaranya harga cabai keriting menyentuh harga Rp 57 ribu per kilogram, sementara harga cabai merah Rp 42 ribu per kilogram.
Dengan harga cabai tinggi ini, banyak orang menyangka petani akan mengeruk keuntungan besar. Namun tidak demikian, para petani cabai justru mengeluh.
Hal ini dikarenakan harga pupuk dan obat-obatan untuk tanaman cabai yang terus mengalamai kenaikan.
Kenaikannnya bahkan hampir mencapai 100%. Kondisi ini diperparah dengan hasil panen yang turun akibat cuaca buruk.
Petani cabai di Desa Ngurenrejo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Jawa Tengah Sumadi mengaku harga cabai ditingkat petani yang melonjak saat ini tidak sepenuhnya menguntungkan bagi para petani.
Pasalnya, kenaikan harga cabai ini biasanya hanya terjadi sesaat, sementara harga pupuk, obat-obatan dan bibit tanaman cabai terus mengalami kenaikan.
“Untuk pupuk dan obat-obatan juga terus mengalami kenaikan saat ini. Dulu sebelum pandemi obat itu nggak terlalu mahal, setelah pandemi itu naiknya menggila. Seperti drusban yang dulunya Rp 52 ribu sekarang hampir Rp 100 ribu per bungkus,” ujar Sumadi, Rabu (15/6/2022)
Kondisi ini juga diperparah dengan hasil panen yang menurun akibat tanaman terserang penyakit karena cuaca buruk, sehingga hasil panen tidak maksimal.
“Di petani harga cabai keriting saat ini Rp 57 ribu per kg dan Rp 47 ribu per kg untuk cabai merah besar. Ini termasuk tinggi, kasihan yang beli sebenarnya tapi hasilnya petani nggak maksimal karena ini kan cuaca buruk banyak tanaman yang terserang penyakit."
"Harga tinggi tapi hasil panen sedikit, satu kotak biasanya menghasilkan 15 kwintal tapi sekarang 3 kwintal saja tidak dapat,” ujar Sumadi, rabu (15/6/2022).
Lebih lanjut, Sumadi berharap harga pupuk dan obat untuk tanaman cabai bisa stabil. Karena saat ini petani merasa tercekik dengan harga pupuk dan obat yang melejit sehingga keuntungan semakin menipis bahkan merugi jika harga cabai anjlok.
“Harapan saya harga cabai normal, pupuk dan obat-obatan tanaman juga bisa normal sehingga bisa sama-sama merasakanlah kesejahteraannya. Tidak seperti ini, harga cabai naik nggak punya barang, harga cabai murah menjualnya susah,” keluhnya. (Arm/mg1/ree)
Load more