“Idenya dari masih banyaknya masyarakat pengidap TBC yang tidak terdeteksi. Dengan aplikasi TB Cleaner ini akan membantu tenaga kesehatan menscreening dan mentracing pasien tuberculosis di masyarakat,” ungkapnya.
Aplikasi TB Cleaner ini sudah di uji coba di puskesmas Kayen dan hasilnya luar biasa. Tenaga kesehatan bisa terbantu dan mengetahui masyarakat yang mengidap penyakit tuberculosisi dengan menggunakan aplikasi TB Cleaner.
“Sudah dicoba digunakan di Puskesmas Kayen dan dari tenaga kesehatan tanggapannya bagus bisa membantu penanganan Tuberculosis,” imbuhnya.
Sementara itu, kepala SMA PGRI 2 Kayen, Surata, mengaku bersyukur dan bangga siswanya mampu berprestasi di ajang Infomatrix yang digelar di Mexico. Terlebih olimpiade penelitian tingkat internasional yang digelar tiap tahun tersebut diikuti sekitar 300 peserta dari 40 negara perwakilan dari asia, amerika dan eropa.
“Alhamdulillah saya bersyukur sekali karena bertahun tahun kami telah berhasil meraih medali dalam ajang kompetisi sains baik tingkat nasional maupun internasional. Dan baru baru ini kami bisa meraih juara dua atau medali silver lewat penemuan aplikasi TB Cleaner dari ajang olimpiade penelitian tingkat internasional Infomatrix yang diikuti ratusan peserta dari 40 negara,” kata Surata.
“Penemuan aplikasi TB cleaner ini sebelumnya juga meraih perak di indoensian indonesian science project olimpiade atau ISPO 2022 yang diikuti ratusan peserta dari seluruh indonesia,” lanjutnya.
Surata menambahkan, pihaknya akan mendorong agar aplikasi TB Cleaner ini dapat diimplementasikan guna keperluan penanganan penyakit tuberculosis di masyarakat.
Load more