Inspirasi Menyulap Lahan Sempit di Pekarangan Rumah Jadi Kebun Anggur Produktif
- Tim tvOne - Mohammad Hamzah
Pemalang, tvOnenews.com – Di tengah sempitnya lahan pemukiman dan maraknya isu ketahanan pangan, seorang warga di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, berhasil menyulap lahan sempit di samping rumahnya menjadi kebun anggur produktif.
Adalah Caryadi, warga Dusun Leboyo, Desa Losari, Kecamatan Ampelgading, lahan sempit di samping rumahnya kini menjadi kebun anggur sekaligus tempat belajar bagi anak-anak sekolah.
Di atas lahan seluas sekitar 300 meter persegi, deretan tanaman anggur dengan puluhan varietas impor tumbuh subur dan rapi di bawah para-para besi yang ditatanya sendiri.
Dari yang awalnya hanya sekadar hobi menanam, kini kebun milik Caryadi berkembang menjadi sumber penghasilan tambahan, ruang hijau yang menyejukkan, dan destinasi edukatif bagi para pelajar.
Setiap minggu, kebun anggur tersebut tak pernah sepi dari kunjungan pelajar, guru, hingga warga sekitar.
Sekolah-sekolah dari berbagai wilayah di Pemalang datang silih berganti, yang menjadikan kebun itu sebagai ruang belajar alam terbuka.
Di tempat itu, anak-anak diajak untuk mengenal teknik menanam dan merawat tanaman anggur mulai dari menyiapkan media tanam — campuran tanah, sekam, dan pupuk organik — hingga proses pemindahan bibit ke polibag.
Suasana belajar terasa menyenangkan. Sambil tertawa dan berinteraksi dengan pemilik kebun, para siswa belajar langsung tentang kesabaran, ketekunan, dan pentingnya mencintai lingkungan.
“Melalui kegiatan belajar di luar kelas seperti ini, kami ingin menanamkan kesadaran pada anak-anak bahwa lahan sekecil apa pun bisa dimanfaatkan. Mereka juga jadi lebih peduli terhadap lingkungan,” ujar Vina Zamillatussa’adah, salah satu guru SD, Selasa (21/10/2025).
Bagi Caryadi, kebun anggur ini bukan sekadar ladang ekonomi, tetapi juga wadah berbagi pengetahuan.
Ia kerap membagikan pengalaman budidaya kepada pengunjung yang ingin belajar. Semua berawal dari rasa penasaran dan keinginan untuk memanfaatkan lahan kosong di rumahnya.
“Awalnya cuma ingin halaman terlihat hijau dan nggak nganggur. Saya coba tanam beberapa bibit anggur, ternyata tumbuh subur dan berbuah lebat. Dari situ saya mulai serius belajar budidayanya lewat komunitas online,” cerita Caryadi.
Hasilnya kini luar biasa. Dari kebun kecil di desa, Caryadi bisa memanen anggur berbagai jenis mulai dari Jupiter, Ninel, hingga Transfigurasi yang banyak diminati pembeli lokal.
Tak hanya dijual, sebagian hasil panen juga digunakan untuk edukasi, agar anak-anak bisa melihat langsung proses tumbuh hingga panen buah.
Inovasi Caryadi pun mulai mendapat perhatian. Banyak warga dan komunitas tani datang berkunjung, menimba ilmu untuk mengembangkan pekarangan mereka sendiri.
Ia berharap gerakan sederhana ini bisa menjadi inspirasi nasional, agar masyarakat di seluruh Indonesia sadar bahwa pekarangan rumah bisa menjadi sumber pangan, edukasi, dan ekonomi keluarga.
“Saya ingin kebun ini bisa jadi contoh. Kalau semua rumah punya tanaman produktif, selain lingkungan jadi asri, masyarakat juga bisa mandiri. Dari hal kecil bisa jadi manfaat besar,” tuturnya.
Kini kebun anggur Caryadi tak hanya menjadi kebanggaan warga Desa Losari, tapi juga simbol bahwa inovasi tak selalu butuh lahan luas, modal besar, atau teknologi canggih. Cukup niat, ketekunan, dan kemauan belajar, hasilnya bisa menginspirasi banyak orang. (mdh/buz)
Load more