Musim Hujan, Kasus DBD Dirawat di RSUD Rembang Meningkat, Mayoritas Anak-anak

Rembang, tvOnenews.com – Memasuki musim hujan, pasien demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr R Soetrasno Rembang, Jawa Tengah, mulai mengalami peningkatan. Di awal bulan Desember ini sudah ada 10 pasien DBD dirawat, mayoritas pasien adalah anak anak.

Wabah demam berdarah dengue atau DBD masih berpotensi mengancam warga karena nyamuk yang membawa virus dengue tersebut cepat berkembang biak pada saat musim penghujan. 

Pada awal bulan Desember ini, tercatat 10 pasien dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dr R Soetrasno Rembang, Jawa Tengah positif DBD. Pasien DBD didominasi balita dan anak anak.

“Ini anak saya kena DB. Gejalanya pertama itu demam, terus mengeluh mual mual. Kalau malam nggak bisa tidur, saya bawa ke Puskesmas ternyata kena DB. Di Puskesmas tidak ada perubahan, kemudian saya bawa ke Rumah Sakit ini,” kata salah seorang orang tua pasien demam berdarah, Sulistiyanto, Jumat (6/12/2024).

“Alhamdulillah ini sudah membaik, yang awalnya badannya juga panas sekarang sudah reda. makan juga sudah enak, sudah membaiklah sekarang,” lanjutnya.

Kasi Informasi RSUD dr R. Soetrasno Rembang, Tabah Tohamik, mengatakan tiga bulan terakhir kasus DBD anak yang ditangani RSUD Rembang menunjukkan tren kenaikan.

“Memang terjadi peningkatan pasien DBD. Pada bulan September ada 24 kasus, kemudian bulan Oktober meningkat menjadi 46 kasus, terus bulan November 49 kasus. Ada peningkatan dan semua pasien di rumah sakit alhamdulillah bisa tertangani dengan baik,” ujar Kasi Informasi RSUD dr R. Soetrasno Rembang, Tabah Tohamik.

Akibat lonjakan pasien dbd, pihak rumah sakit sudah mulai menambah kapasitas ruangan khusus anak di Rumah Sakit Umum Daerah dr R. Soetrasno Rembang. 

“Saat ini yang terjadi peningkatan ada di ruang anak. Dari 26 kapasitas tempat tidur ruang anak, 10 adalah pasien DBD,” ujar dia.

Untuk mencegah penyebaran nyamuk aides aigepti penyebab demam berdarah, pihak RSUD dr R. Soetrasno Rembang menghimbau warga untuk menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan serta melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri dengan gerakan 3 M, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat tempat penampungan air dan mendaur ulang barang.