Pati, tvOnenews.com – Akibat kemarau panjang, pertumbuhan tanaman tembakau di Kabupaten Pati, Jawa Tengah musim tanam tahun ini kurang baik. Akibatnya produksi tembakau tahun ini menurun.
Karena kualitas daun tembakau kurang baik, membuat harga tembakau juga turun jika dibandingkan harga tembakau tahun lalu.
Hamparan tanaman tembakau di Desa Mantingan, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada panen tahun ini banyak yang diserang penyakit. Akibatnya kualitas hasil panen tembakau pun turun.
Menurunnya kualitas hasil panen akibat diserang penyakit ini karena kemarau yang panjang sehingga tanaman kurang air.
Salah satu petani tembakau di Desa Mantingan, Kecamatan Jaken, Zainal Abidin, mengungkapkan varietas tembakau jenis nori yang dikembangkan petani, tahun ini hasil produksinya turun.
“Hasil panen tahun ini lebih banyak dibanding tahun 2023 kemarin, hasilnya lebih bagus tahun lalu. Tahun 2024 ini hasilnya lebih rendah. Satu petak tahun kemarin hasil panen bisa mencapai 5 kuintal, sekarang 3 kuintal saja susah,” kata Zainal Abidin, Sabtu (12/10/2024).
Selain hasil panen yang berkurang, kata Abidin harga tembakau tahun ini juga turun dibandingkan tahun lalu akibat kualitas hasil panen menurun dampak dari kemarau panjang.
Ia menyebut harga tembakau sekarang antara Rp35 ribu hingga Rp42 ribu per kilogram. Harga tersebut jauh dibandingkan harga tahun lalu yang bisa mencapai Rp40 ribu hingga Rp48 ribu per kilogram.
”Harganya memang tergantung dari grade atau kualitasnya. Tapi memang mengalami penurunan dibanding tahun kemarin,” ungkap dia.
"Sekarang harga tembakau antara Rp35 ribu, Rp38 ribu sampai kualitas terbaik Rp42 ribu. Tahun kemarin harga tembakau paling rendah Rp40 ribuan, paling tinggi Rp48 ribu,” lanjutnya.
Meskipun mengalami penurunan harga jual ditingkat petani, para petani tembakau di Desa Mantingan, Kecamatan Jaken, Pati, belum berniat mengganti komoditas saat musim kemarau. Pasalnya, tanaman tembakau lebih menguntungkan dibanding tanaman lainnya.
Selain itu, kata Abidin tembakau dinilai lebih cocok di tanam di desanya lantaran kondisi tanah dan ketersediaan air yang tidak terlalu banyak.
”Kalau dibandingkan tanaman jagung menurut kami lebih baik tembakau. Karena tembakau tidak terlalu banyak membutuhkan air, selain itu harga jualnya juga dinilai lebih baik daripada jagung,” terangnya.
Selama ini tembakau milik para petani di Desa Mantingan dijual ke perusahaan yang ada di Kabupaten Rembang. Mereka telah menjalin kemitraan dengan perusahaan pengolahan tembakau tersebut.
”Potensi desa ini untuk tembakau cukup bagus. Varietas tembakau yang kami tanam jenis tembakau nori. Biasanya kami kirim 2 ball setiap satu minggu sekali,” pungkas dia. (arm/dan)
Load more